Friday, January 28, 2011

God bless me!

Saat ini saya sedang berada di atas kapal dari Bakauheni menuju Merak. Ya, sudah biasa memang setiap hari Jumat sepulang kerja saya menyeberang selat Sunda ini dan berada di 2 pulau besar Indonesia. Hebat bukan? Hahaa! Untunglah atmosfir ngeblog di tengah laut ini didukung oleh smartphone canggih saya. Sebut saja dia Strawberry. Strawberry memang smart! Saya yang biasa nge-blog via PC pun terkagum-kagum ngetik via Strawberry! #norak Jangkar kapal baru diangkat sekitar pukul 21.30 dan penyeberangan biasa ditempuh dalam kurun waktu 2-3 jam. Anehnya, mata yg biasanya 'finger print' untuk tidur jam 10 malam, kali ini masih segar. Untuk memanfaatkan waktu, sayang rasanya kalo saya tidak manfaatkan untuk menulis kejadian simple yang baru saya alami, tapi amazing buat saya pribadi.

Sebelumnya saya menjadwal untuk tidak pulang ke Jakarta minggu ini. Aneh memang, karena itu berarti mukjizat! :p Well, saya sebenarnya sih karena hari Rabu depannya saya akan berangkat ke Jakarta untuk imlekan dan berangkat ke Pontianak hari itu juga (See? Saya akan ada di 3 pulau besar Indonesia! Saya memang hebat! Haha!) Jadi, daripada mubazir (dan saya memang lagi nekan budget banget buat nabung ke Korsel nanti), saya memutuskan stay di Lampung. Tahulah saya seperti apa. Sulit membayangkan saya yang tidak punya schedule minimal 1 minggu ke depan. Alhasil, dari minggu sebelumnya sayapun merencanakan untuk berenang dan ke pantai ke teman seperjuangan saya di Lampung (Teman kampus, teman kos, teman kantor dan mudah-mudahan bukan teman hidup~amit-amit!), Putri.

Manusia berencana, tapi keputusan Tuhan yang terlaksana. Bolehlah saya berencana untuk spend weekend di Lampung. Mendadak suatu pagi saya menerima email dari Claudia Kaunang bahwa kami akan ketemuan di Plaza Semanggi hari Sabtu! Cakep! Schedule pun dirombak dan akhirnya di sinilah saya, menulis log di atas kapal (Maaf ya utii, sequel berenang kita lanjutkan ke waktu yang belum bisa diputuskan. Have fun, say!).

Beberapa hari ini Bandar Lampung selalu hujan pada siang menuju sore hari (yang puncak hujannya di malam hari, tidur jhadi pules, pagi jadi males bangun). Sambil berharap pulang kantor nanti cuaca baik-baik saja, pagi ini saya menerima kabar mengejutkan! Sebuah kapal meledak saat menuju Merak! Konon beberapa orang tewas dan masih belum bisa dipastikan jumlah pastinya. Kapal yang bernama Lautan Teduh tersebut meledak karena sebuah mobil yang terbakar di parkiran kapal. Jadi parno. Untunglah iman di dalam hati saya berbisik bahwa semua akan berjalan baik-baik saja. Amin.

Tiitt!!! Kotak hitam itu berbunyi. Selesai finger print, saya bergegas menuju parkiran motor. Waduh! Awan gelap sudah menghiasi langit. Tanda-tanda hujan sepertinya tidak dapat dihindari. Oh, bless me God! Saya pun segera tancap gas. Smapai di kos, saya buru-buru ambil ransel backpack dan tas kecil Eiger saya dan.. 'Tes! Tes!' Hujan pun datang. "Ah, terobos aja!", pikir saya. Tanpa ragu (dan tanpa mandi), sayapun mengunci kamar kos ditemani payung saya tercinta (walaupun sebuah payung, tapi saya beli di China dan sudah menemani saya ke beberapa negara lho! Hehee). Hari ini saya 'ngeteng' dan sendiri berangkat ke Jakarta. Dari kos naik angkot ungu dan nyambung angkot oranye (Fyi, trayek angkot di Lampung bukan ditandai dengan angka tapi warna. Saya juga heran awalnya. Kalo ada orang buta warna gimana?). Turun di Panjang (nama daerahnya), saya pun naik travel menuju Bakauheni. Naik travel ini kesel-kesel nyenengin memang. Kesel karena 'ngetem'nya lama, nyenengin karena harganya murah (masih inget kalo saya lagi nekan budget untuk ke Korea?). Hampir satu jam menunggu, travelpun berangkat. Satu setengah jam perjalanan, saya pun tiba di Merak. Kucruk, kucruk~perut saya bunyi. Ternyata seharian ini perut saya belum dihajar nasi. Dasar orang Endonesa! Saya pun mampir ke rumah makan padang dekat loket. Saya biasa pesan nasi padang (dengan ikan tongkok kesukaan saya). Tapi berhubung hujan, saya jadi pengen yang anget-anget. Pilihan pun jatuh pada SOTO! Dingin-dingin begini pasti sedap makan berkuah dan panas, pikir saya. Oia, harga di rumah makan ini masih standar, makanya saya berani pesan. Saya yang biasa nanya harga sebelum pesan pun, karena suda biasa, tidak tanya-tanya harga lagi. Sampai di kasir: "Berapa semuanya pak?" "21 ribu (nasi soto 17ribu+jeruk panas 4rb)" Alamak! Mati-matian neken budget di transport, bermuaranya di pengeluaran konsumsi juga. Pas saya liat, pantas saja mahal. Porsi sopnya banyak banget! (Untung ga bersantan), dan isinya daging semua! (Padahal maksud hati maunya daging ayam). Dengan berat hari saya keluarkan selembar uang warna biru. Hiks!


Selesai membeli tiket kapal di loket (Rp 11.500),saya masuk ke dermaga). Eh, ketemu teman saya Riogi dan rombongan orang pajak di kpp Tanjung Karang, Kedaton, dan Kanwil. Tuhan baik! Saya jadi punya teman barengan. Sampai di kapal kamipun memilih ruang lesehan. Tak lama kemudian, datang rombongan bapak-bapak dari kantor saya kpp Teluk Betung! Wah, ini manh namanya reunian di kapal! Bisa kebetulan gitu yak? Saya pun dapat tumpangan dari Merak ke Cibubur, rumah saya oleh orang-orang kantor saya yang kebetulan bawa mobil (sebenardiajak, tapi menolak dengan halus karena ga enak hati. Bos-bos semua bookk!). Sambil menyantap makanan mahal (menurut saya) yang saya beli tadi, saya pun mengucap syukur kepada Tuhan. Rasa-rasanya baru tadi saya meminta dalam doa dan permohonan. And u know what? Apa yang gw alami barusan bener-bener sama persis sama apa yang ada di pikiran saya yang akan saya dapatkan. Luar biasa! Di masa sabat saya seperti ini, Dia tetap bekerja! That's what we called as GRACE, right? He is my God! :)


Selat Sunda, 28 Januari 2010

No comments:

Post a Comment