Tuesday, September 27, 2011

Iman seorang Abraham

Saya sering bertanya-tanya: "Apa yang membuat Abraham begitu percaya kepada Tuhan sehingga ketika ia pergi dari tanah Ur ke tanah Kanaan, tempat yang belum pernah ia lihat maupun ia dengar?

Ketenaran Abraham sebagai bapa orang beriman dan sahabat Allah (Yak 2:23) sudah saya dengar kira-kira 6 tahun yang lalu, di tahun pertama saya sebagai seorang Kristen. Seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan iman, informasi mengenai Abraham sendiri banyak saya serap. Bahkan sampai akhirnya saya katam membaca seluruh isi Alkitab. Baik perjanjian lama maupun perjanjian baru, iman Abraham dibahas dan memang selalu membuat saya takjub membacanya. Bagaimana Abraham punya iman seperti itu?

Pertanyaan ini kembali muncul ketika saya backpacking di Australia. Sendirian saya telusuri bagian-bagian daerah di Australia dengan bermodalkan peta dan GPS. Tidak jarang pula saya bertanya dengan orang yang lewat ketika saya tersesat atau salah arah ke tempat tujuan. Sampai suatu ketika informasi yang saya terima dari satu orang ke orang lain berbeda. Yang satu bilang ke arah utara, satu lagi bilang ke arah barat, yang satu lagi bilang ke arah tenggara. Nah lho! Saya harus ikut yang mana? Saya perhatikan peta pun kurang jelas, dan sialnya koneksi internet di tablet saya error terus sehingga GPS tidak dapat berfungsi.

Hampir setengah jam saya telusuri sekeliling Central Station di Sydney. Karena sudah menjelang malam dan belum dapat hostel tempat menginap, saya berencana menuju Nomads Westend Backpackers hostel di Pitt street. Sebenarnya yang namanya nyasar itu sudah biasa. Tapi saat itu saya sudah kelelahan dengan 12 kg tas backpack di punggung dan 5 kg tas jinjing di tangan. Di tambah lagi saya belum makan, irit setelah kena penalti 70 AUD di Tullamarine airport karena kebijakan bagasi Tigerairways. Dalam kelelahan dan kekesalan saya (kesal karena ga ketemu tempatnya), tiba-tiba saya berpikir: "Kalau saya aja kaya begini, gimana Abraham?"

Pertanyaan yang saya maksud adalah bagaimana keadaan Abraham yang saat itu belum hadir kecanggihan GPS, peta, papan penunjuk jalan, apalagi orang yang ditemui (mungkin setelah berkilo-kilo meter baru ketemu orang untuk menanyakan jalan, dan ternyata harus putar balik karena salah arah?). Dan lagi, saat itu belum 'populer' yang namanya Tuhan seperti jaman sekarang. Wow!

Tapi apa respon Abraham?

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ.(Kej 12: 1, 4-5)


Setelah mendengar firman Tuhan, Abraham pergi! Saya kurang tau berapa lama dia berespon sejak mendengar suara Tuhan. Atau pernahkah ia merasa itu hanya suara lain yang ia dengar, atau untuk apa dia percaya toh kurang jelas juga. Apapun itu, alkitab tidak membahasnya. Dikatakan: Abraham pergi.

Saya jadi berhayal jika suatu saat nanti saya bertemu dengan Abraham. Saya ingin sekali bertanya apa yang membuat dia melakukan (sorry) hal gila seperti itu. Ga populer sekali. Dan saya harap Abraham memberi jawaban yang memuaskan kepada saya. Hehee..

Tapi saat ini, saat saya mengalami bagaimana tadi pagi setelah saya saat teduh saya diingatkan Tuhan untuk berdoa mengenai 'sesuatu', dan 'sesuatu' itu terjadi hari ini! Wow! Saya bersuka cita! Dan entah pewahyuan atau apa, seperti ada yang berbisik: "Apa yang membuat kamu berdoa seperti tadi pagi dan apa yang membuat kamu percaya?" Saya pun tersenyum sendiri: "Kalau bukan karena Tuhan, apa lagi?"

Well, mungkin Abraham akan menjawab seperti jawaban saya tadi. Mungkin.