Friday, January 28, 2011

God bless me!

Saat ini saya sedang berada di atas kapal dari Bakauheni menuju Merak. Ya, sudah biasa memang setiap hari Jumat sepulang kerja saya menyeberang selat Sunda ini dan berada di 2 pulau besar Indonesia. Hebat bukan? Hahaa! Untunglah atmosfir ngeblog di tengah laut ini didukung oleh smartphone canggih saya. Sebut saja dia Strawberry. Strawberry memang smart! Saya yang biasa nge-blog via PC pun terkagum-kagum ngetik via Strawberry! #norak Jangkar kapal baru diangkat sekitar pukul 21.30 dan penyeberangan biasa ditempuh dalam kurun waktu 2-3 jam. Anehnya, mata yg biasanya 'finger print' untuk tidur jam 10 malam, kali ini masih segar. Untuk memanfaatkan waktu, sayang rasanya kalo saya tidak manfaatkan untuk menulis kejadian simple yang baru saya alami, tapi amazing buat saya pribadi.

Sebelumnya saya menjadwal untuk tidak pulang ke Jakarta minggu ini. Aneh memang, karena itu berarti mukjizat! :p Well, saya sebenarnya sih karena hari Rabu depannya saya akan berangkat ke Jakarta untuk imlekan dan berangkat ke Pontianak hari itu juga (See? Saya akan ada di 3 pulau besar Indonesia! Saya memang hebat! Haha!) Jadi, daripada mubazir (dan saya memang lagi nekan budget banget buat nabung ke Korsel nanti), saya memutuskan stay di Lampung. Tahulah saya seperti apa. Sulit membayangkan saya yang tidak punya schedule minimal 1 minggu ke depan. Alhasil, dari minggu sebelumnya sayapun merencanakan untuk berenang dan ke pantai ke teman seperjuangan saya di Lampung (Teman kampus, teman kos, teman kantor dan mudah-mudahan bukan teman hidup~amit-amit!), Putri.

Manusia berencana, tapi keputusan Tuhan yang terlaksana. Bolehlah saya berencana untuk spend weekend di Lampung. Mendadak suatu pagi saya menerima email dari Claudia Kaunang bahwa kami akan ketemuan di Plaza Semanggi hari Sabtu! Cakep! Schedule pun dirombak dan akhirnya di sinilah saya, menulis log di atas kapal (Maaf ya utii, sequel berenang kita lanjutkan ke waktu yang belum bisa diputuskan. Have fun, say!).

Beberapa hari ini Bandar Lampung selalu hujan pada siang menuju sore hari (yang puncak hujannya di malam hari, tidur jhadi pules, pagi jadi males bangun). Sambil berharap pulang kantor nanti cuaca baik-baik saja, pagi ini saya menerima kabar mengejutkan! Sebuah kapal meledak saat menuju Merak! Konon beberapa orang tewas dan masih belum bisa dipastikan jumlah pastinya. Kapal yang bernama Lautan Teduh tersebut meledak karena sebuah mobil yang terbakar di parkiran kapal. Jadi parno. Untunglah iman di dalam hati saya berbisik bahwa semua akan berjalan baik-baik saja. Amin.

Tiitt!!! Kotak hitam itu berbunyi. Selesai finger print, saya bergegas menuju parkiran motor. Waduh! Awan gelap sudah menghiasi langit. Tanda-tanda hujan sepertinya tidak dapat dihindari. Oh, bless me God! Saya pun segera tancap gas. Smapai di kos, saya buru-buru ambil ransel backpack dan tas kecil Eiger saya dan.. 'Tes! Tes!' Hujan pun datang. "Ah, terobos aja!", pikir saya. Tanpa ragu (dan tanpa mandi), sayapun mengunci kamar kos ditemani payung saya tercinta (walaupun sebuah payung, tapi saya beli di China dan sudah menemani saya ke beberapa negara lho! Hehee). Hari ini saya 'ngeteng' dan sendiri berangkat ke Jakarta. Dari kos naik angkot ungu dan nyambung angkot oranye (Fyi, trayek angkot di Lampung bukan ditandai dengan angka tapi warna. Saya juga heran awalnya. Kalo ada orang buta warna gimana?). Turun di Panjang (nama daerahnya), saya pun naik travel menuju Bakauheni. Naik travel ini kesel-kesel nyenengin memang. Kesel karena 'ngetem'nya lama, nyenengin karena harganya murah (masih inget kalo saya lagi nekan budget untuk ke Korea?). Hampir satu jam menunggu, travelpun berangkat. Satu setengah jam perjalanan, saya pun tiba di Merak. Kucruk, kucruk~perut saya bunyi. Ternyata seharian ini perut saya belum dihajar nasi. Dasar orang Endonesa! Saya pun mampir ke rumah makan padang dekat loket. Saya biasa pesan nasi padang (dengan ikan tongkok kesukaan saya). Tapi berhubung hujan, saya jadi pengen yang anget-anget. Pilihan pun jatuh pada SOTO! Dingin-dingin begini pasti sedap makan berkuah dan panas, pikir saya. Oia, harga di rumah makan ini masih standar, makanya saya berani pesan. Saya yang biasa nanya harga sebelum pesan pun, karena suda biasa, tidak tanya-tanya harga lagi. Sampai di kasir: "Berapa semuanya pak?" "21 ribu (nasi soto 17ribu+jeruk panas 4rb)" Alamak! Mati-matian neken budget di transport, bermuaranya di pengeluaran konsumsi juga. Pas saya liat, pantas saja mahal. Porsi sopnya banyak banget! (Untung ga bersantan), dan isinya daging semua! (Padahal maksud hati maunya daging ayam). Dengan berat hari saya keluarkan selembar uang warna biru. Hiks!


Selesai membeli tiket kapal di loket (Rp 11.500),saya masuk ke dermaga). Eh, ketemu teman saya Riogi dan rombongan orang pajak di kpp Tanjung Karang, Kedaton, dan Kanwil. Tuhan baik! Saya jadi punya teman barengan. Sampai di kapal kamipun memilih ruang lesehan. Tak lama kemudian, datang rombongan bapak-bapak dari kantor saya kpp Teluk Betung! Wah, ini manh namanya reunian di kapal! Bisa kebetulan gitu yak? Saya pun dapat tumpangan dari Merak ke Cibubur, rumah saya oleh orang-orang kantor saya yang kebetulan bawa mobil (sebenardiajak, tapi menolak dengan halus karena ga enak hati. Bos-bos semua bookk!). Sambil menyantap makanan mahal (menurut saya) yang saya beli tadi, saya pun mengucap syukur kepada Tuhan. Rasa-rasanya baru tadi saya meminta dalam doa dan permohonan. And u know what? Apa yang gw alami barusan bener-bener sama persis sama apa yang ada di pikiran saya yang akan saya dapatkan. Luar biasa! Di masa sabat saya seperti ini, Dia tetap bekerja! That's what we called as GRACE, right? He is my God! :)


Selat Sunda, 28 Januari 2010

Tuesday, January 25, 2011

Poor blogger newbie :(

Bermula dari obrolan di twitter kalo saya abis update blog kemarin malam di kantor, siang ini saya dan dua orang rekan kantor saya mas ijal dan k'ryo asik ngobrolin blog masing-masing (tepatnya saya yang memulai karena 'udik' utak-atik blog biar ga keliatan simple. Setelah 'berguru' sama mereka, saya jadi ketagihan search dan add widgets untuk mempercantik blog saya. Alhasil, seharian kerja jadi ga konsen!

Emang repot jadi cewek. Estetika yang tinggi bikin saya ga puas sama editan design blog saya. Ganti font, warna template, tambahin widgets seharian masih aja ga puas-puas, rasanya masih kurang dan belum maksimal untuk tampil eye-catchy dan elegan (Cieeh!). Bahkan sampai jam pulang kantor, karena pekerjaan yang masih menumpuk (dan hujan deras), saya pun memutuskan untuk stay di kantor dan (tetep) ngutak-ngatik blog saya ini.
Belum puas dengan widgets yang dipunya, saya pun googling dengan keyword search: travel widgets for blog. Dan wow! Keren-keren aplikasinya! Saya pun langsung nafsu menambahkan widget-widget cantik tersebut ke blog saya (Biar maki eksisidentitasnya sebagai traveler. Ahaha!)

Sampai suatu ketika saya menemukan link keren untuk travel-blogger: blogabond.com. Widget ini bisa menampilkan header blog kita dengan peta dunia yang bisa ditarik garis tempat-tempat yang sudah dan akan dikunjungi. Wah, tanpa ragu lagi gw klik: add widgets! Saya ikuti petunjuk instalnya, dan emang dasar saya nafsu, saya langsung 'save setting' untuk blog saya. Pasti bakal keren, pikir saya. Dan dengan tidak sabar, saya pun segera meng-klik 'View Blog' untuk lihat hasil add new widget saya (travel map) tersebut. Tapi, oh TIDAAAKKK!!! Peta yang jadi header memang keren, tapi templatenya jadi jauh lebih simple dari yang saya buat. Lemes.

Saya cari akal untuk mengembalikan template lama saya. Saya klik'undo', tetap tidak berhasil. Oh, no! Bahkan alamat blog saya jadi di direct ke nama alamat yang berbeda, bukan defilavida.blogspot.com lagi! Hiks! Mau nangis saya rasanya. Seperti sia-sia seharian ini utak-atik blog, dan yang bikin kacau: saya pelakunya! Mood saya untuk nge-blog mendadak turun. Nafsu saya yang awalnya menggebu-gebu jadi ciut tertinggal seperti debu (Apa deh!).

Silent. Tenang. Saya ambil waktu beberapa menit untuk take a deep breath and say "Everything's okay, Def!". Dan jari saya pun kembali menari dengan lentik untuk menulis kekesalan saya yang terjadi beberapa menit lalu (I mean, that's what my blog for right?). Akhirnya nafsu ngeblog saya pun naik lagi, kali ini rada beda auranya karena saya nafsu karena semangat menumpahkan kekesalan saya. Beberapa menit saya menulis, tiba-tiba.. BLACKOUT! Mati lampu! Cakep! Ada apa sih saya dengan blog? Kaya ga jodoh banget deh! Beberapa tahun yang lalu saya bikin blog, akhirnya terabaikan entah dimana. Saya bikin lagi, tapi angot-angotan. Nah, sekarang lagi semangat karena ada komunitas di kantor, malah ada kejadian kaya begini. What do you want from me my little cutie bloggie?

Gelap. Sunyi. Sendirian di ruangan kantor dan ga bisa liat apa-apa kecuali terang yang bersumber dari BB saya. Well, saya sih ga ada masalah gelap-gelapan begini. Cuma saya harus ngapain sekarang? Mau pulang, di luar hujan deras. Mau ngapa-ngapain di kantor, ga bisa gara-gara lampu mati begini. Beberapa menit ngedumel, sepertinya malaikat lewat menyampaikan persungutan saya dan menjawabnya dengan kejutan kecil. Taarraaa!!! Listrik jalan lagi, langsung buru-buru tekan 'turn on' PC sambil ngumpulin mood buat lanjut nge-blog (Well, ga ada pilihan lain kan? Di luar masih hujan deras bookk!!). Oke, sejujurnya saya ga langsung lanjutin nge-blog. Saya butuh mood-booster: nonton K-Dorama 'God of Study'. Ga lama, cuma beberapa menit, itung-itung buat latihan listening sebelum ke Korea 2 minggu lagi (sombong dikit ceritanya).

Dengan enggan melihat tampilan template saya yang bikin illfeel itu, kemudian lanjut ngeblog. Yah, gw harus ngulang lagi dah! Tapi kemalasan itu harus dibunuh biar unconsistency of blogging tempo dulu ga terjadi lagi, pikir saya.Ngetik, ngetik, ngetik, BREETTT!!! Blackout again! Muonyoongg!!! Masa gw ngulang 3 kali? Ah! Ga asik banget sih! Kebetulan hujan mulai reda, dan saya pun memutuskan untuk pulang ke kos. Sampai di kos, beberapa menit kemudian hujan lebat. Lumayan lama bok! Bahkan sampai saya tertidur pulas, masih hujan deras. Well, dari sini saya menyimpulkan bukan kebetulan kejadian 'ngebetein' blackout itu terjadi beberapa kali. Ini 'tindakan pengusiran' dari Tuhan, untuk kebaikan saya sendiri! Oh, saya langsung bertobat dan mengucap syukur kepada Tuhan. Kalo ga, mungkin saya akan menginap di kantor sampai pagi bukan? :D



p.s.: k'ryo kualat! Gara-gara mengejek saya yang sendirian di kantor dan mati lampu, dia pun kena karma! Mati lampu pas lagi main DOTA! Hahaa! #puas

Monday, January 24, 2011

iMOVE!

Tak sabar sebenarnya menanti hari ini. Minggu lalu, pemimpin di gereja saya, K'Jo sms untuk hadir di pertemuan pemimpin Abbalove Ministries yang akan dibawakan oleh salah satu penatua kami, Eddy Leo di KTC tanggal 22 Januari 2011 pukul 08.30-12.00. Dan lagi, kemudian saya terima sms dari departemen doa kantor pusat gereja saya di Speed kalo di hari dan tempat yang sama akan ada impartasi dari ps. Paul Ang (dari Kuala Lumpur) tentang pelayanan profetik dan suara kenabian. Oh! Dari judul acaranya saja sangat menggiurkan bukan? (tho it's not food at all, anw). Saya A.N.T.U.S.I.A.S!!!

Dasar emang saya yang demen kongkow sama adik-adik saya malem-malem. Iseng kami pun pergi ke tenda roti bakar favorit kami, tapi menunya: Interned keju, alias Indomie Telor Korned dan keju! Well, pasti mengira kalo banyak tenda yang menyajikannya. Tapi percayalah, kalo kalian mampir ke Cibubur, pastikan kalian mampir ke tenda-yang-selalu-rame ini karena rasanya sudah teruji oleh berbagai jenis lidah! :p Setelah nonton DVD Full House di ruang keluarga, jam 10 malam kami berangkat dan pulang ke rumah sekitar jam 11 malam. Kenyang! Pastinya jangan langsung tidur dong, ga baik untuk pencernaan. Saya pun memutuskan untuk membaca bukunya Deedee Caniago "Flashpacking to Australia" yang saya beli di 2nd Anniversary Gramedia Grand Indonesia (diskon 30% all books!). Berhubung beberapa hari lalu saya sudah booking tiket promo Bali-Darwin, saya pun banyak berkhayal dengan tulisan Deedee sambil berharap tiket JetStar Darwin-Sydney moga-moga murah. Alhasil, saya tidur jam 1 pagi. Aish! Padahal saya harus bangun pagi untuk datang ke acara di KTC karena kami kumpul di Mal Depok jam 7 pagi. Dan benar! Saya yang biasa sehari-hari tidur 7 jam pun bangun tersentak ketika melihat jam di hp saya menunjukan pukul 06.47! Buru-buru mandi, sambil sms teman saya: gimana kalo saya dijemput di halte busway pasar rebo? Syukurlah, bisa. Saya pun buru-buru naik ojek dan bertemu dengan mobil Pak Moren pukul 07.45. Moga-moga ga telat, doa saya.

Puji Tuhan, doa saya terkabul! Kami sampai di KTC tepat pukul 08.30. Saya dan beberapa teman dari Depok absen dan memilih bangku nomor dua dari depan (sebenarnya teman saya sudah take a seat di bangku nomor liam dari belakang, tapi saya ngotot untuk sama-sama pindah ke depan. Biar maknyus dapat impartasinya!~kebiasaan saya dari dulu, selalu duduk nomor dua dari depan). Praise and worship, kak Eddy pun mulai membagikan arahan untuk jemaat Abbalove ke depan. Ini sebenarnya semacam pelatihan untuk memaksimalkan komunitas sel. Luar biasa! Berikut resume yang disampaikan oleh kak Eddy:







Setelah itu, kami break untuk makan siang (puji Tuhan, dapet jatah! Hehee). Kebetulan di sana sedang ada bazaar buku Metanoia: 3 buku hanya 15 ribu! Saya pun mengambil 2 paket buku bertemakan Doa (6 buku) hanya dengan mengeluarkan uang 30 ribu! Mantaf! Sebagai book-shopaholic rather than wardrobe-shopaholic, hari itu hati saya berbunga-bunga! Hohohoo...

Akhirnya sesi dua pun tiba. Dan dengan luar biasa Mr. Paul Ang share tentang karunia bernubuat. Berikut resume yang disampaikan Ps. Paul Ang siang itu:










Luar biasa! Tak terasa waktu menunjukan pukul 18.00, dan roh saya pun recharged! Thanks God! Karena tidak ada tebengan, pulangpun kami naik angkot menuju spot yang dilalui bus Patas AC jurusan Pulogadung-Depok. Karena lama, saya dan teman-teman saya K'Jo, K'Laksmi, Yetti dan Nita pun 'nongkrong' di pinggir jalan. Sambil menunggu, saya gunakan kesempatan ini untuk share tentang sabat saya selama sebulan ini dengan pemimpin sekaligus mentor saya, K'Jo. Kira-kira setengah jam kemudian, bus yang ditunggu pun datang. Saya dan K'Jo terus ngobrol. Banyak hal yang saya diteguhkan. Dan saya selalu mengucap syukur dengan keberadaan orang-orang yang terus berdoa buat saya. Saya bersyukur saat ini saya dimentor K'Jo dan K'Dian (yang tadi pagi bahkan sms saya tentang pesan Tuhan yang dia dapat ketika pagi-pagi dia berdoa. Mengharukan bukan?). Ya, kalo bukan karena orang-orang yang berdoa untuk saya, mereka yang Tuhan panggil untuk terbeban untuk saya, bagaimana saya dapat bertahan sampai sekarang bukan?


Flp 1:3Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.


Bandar Lampung, 22 Januari 2011

Ane punya SIM, gan!

Ya, walaupun sudah menjadi pengendara motor sejak 4 tahun silam, saya belum teregistrasi secara resmi oleh negara.

Sebenarnya saya ingin banget punya SIM, namun selalu ada berjuta alasan yang membuat hasrat itu tertunda. Apalagi kalo bukan rumor sulitnya mendapatkan SIM? Banyak opini bilang kalo sulit dapat SIM hanya dengan 1 kali tes. Kalo mau lancar, ya lewat jalur belakang. Tapi dasar saya yang waktu itu berhati nurani kenceng (Abis pulang dari camp ESC soalnya), it's a Big No No buat yang namanya nyogok aparat lewat jalur belakang. Sayapun selalu bertekad untuk one day dapetin SIM dengan cara murni. Termotivasi juga dengan pengalaman adik saya, Fendi yang pernah membuat SIM C di Daan Mogot dan langsung jadi dengan 1 kali tes tanpa harus nyogok!

Dasar saya orang sibuk, rasanya sulit sekali mengatur waktu untuk tes ke Daan Mogot dapetin SIM C. Selain shifting dari seorang mahasiswi menjadi Pegawai Negeri Sipil, dalam kurun waktu tersebut saya juga dimutasi ke KPP Teluk Betung, Bandar Lampung. Alhasil makin sulit untuk ambil tes SIM C di Jakarta. Sebenarnya ada opsi mudah, yakni ambil tes SIM di Bandar Lampung. Tapi kan saya tidak punya KTP Bandar Lampung. Saya tidak mau beralih dari KTP Jakarta ke Bandar Lampung, apalagi punya KTP ganda! Kan, ada ada aja alasan yang membuat saya untuk punya SIM.

Waktu pun berlalu. Sampai suatu ketika saya pun mendapat Surat Tugas hari Rabu-Jumat kemarin (19-21 Januari 2011) untuk membuar laporan SAI UAKPA di Kanwil (Satu gedung sebenarnya, cuma beda lantai). Dan.. Thanks God! Kerjaan saya sudah selesai di hari Kamis (tepatnya maksa ngebut supaya bisa ke Jakarta hari Jumatnya). Pulang kantor, saya pun memesan tiket Damri untuk keberangkatan jam 10 malam (dan sempat pula aerobik. hehee). Sebenarnya saya tidak biasa menunggu Surat Tugas (Wong jarang juga dapet) untuk bisa ke Jakarta di hari Jumat karena hampir setiap bulan absen saya diisin dengan keterangan PSW (Pulang Sebelum Waktunya) dengan konsekuensi tunjangan dipotong sebesar 1,25%. api berhubung TMT 1 Januari 2011 diberlakukan PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS  saya jadi berhati-hati dan berusaha dengan sangat untuk tidak PSW. Dan, thanks God! Surat Tugas datang tepat pada waktunya! Saya pun gunakan kesempatan emas ini untuk membuat SIM.

Hujan mewarnai Jumat pagi setiba saya di stasiun Gambir. Berhubung buat SIM harus datang pagi-pagi (dan ngejar jam sholat Jumat juga), saya mengatur waktu supaya mami saya datang menjemput di Gambir dan kami sama-sama berangkat ke Daan Mogot. Tapi emang dasar si Kubil (nama sebenarnya Hasan)! Supir yang akan mengantar kami ke Daan Mogot itu bisa-bisanya telat! Alhasil nunggu dia datang dan menjemput mas Debby (relasi ibu saya yang akan meng-guide kami membuat SIM) membuat jadwal berantakan. Kamipun mengganti spot untuk ketemuan di Mal Ciputra (karena hujan deras, saya pun naik taksi dan 25 ribu saya melayang. Hiks!)

Oia, saya lupa menjelaskan. Berangkat dari kegiatan saya sebagai orang yang super sibuk #uhuk!, dengan berat hati saya memutuskan untuk nembak SIM. Memang seperti berpindah prinsip dan menebalkan hati nurani, namun apa boleh buat. Kejadian jatoh dari motor yang terakhir kali saya alami beberapa hari yang lalu (dan sudah saya alami beberapa kali tentunya) meneguhkan hati saya bahwa saya harus punya SIM. Kan saya harus punya payung otoritas, yaitu pemerintah. Tapi herannya, saya memakai jalan belakang untuk dapat payung otoritas tersebut. Aneh memang. Tapi ya, ditambah lagi sehari sebelum saya berangkat membuat SI,M, pemandangan pagi hari waktu itu dihiasi dengan rombongan polisi yang bertengger di pinggir jalan yang biasa saya lewat (dan saya belum pernah liat polisi razia di sana). Makin kuatlah alasan saya untuk membuat SIM segera dan dengan cara instan pula. Sedih bercampur lega dengan keputusan yang saya ambil, saya pun komat kamit supaya Tuhan mengampuni cara saya. Oh, God bless me please!

Oke, sekarang lanjut ke cerita saya membuat SIM. Kira-kira pukul 10 pagi, akhirnya kami sampai juga di Ditlantas Polda Metro Jaya. Pertama-tama saya membeli formulir di loket dekat kantin dan membayar 20 ribu. Setelah itu saya masuk ke ruangan sebelah untuk tes kesehatan (tesnya cuma baca huruf yang ada di depan yang puji Tuhan karena mata saya normal, dapat saya lakukan dengan mudah). Untungnya lagi saya sudah membawa pulpen hitam dan pensil 2 B (padahal tidak sengaja saya iseng-iseng bawa). Jadinya saya tidak perlu mengeluarkan 3 ribu untuk membelinya seperti yang dilakukan oleh Bang Hasan (Ikutan bikin SIM juga karena SIM udah 5 tahun mati. Cakep!). Masuk ke gedung utama, Mas Debby pun ngobrol dengan polisi petugas yang kebetulan mengurus pembuatan SIM adiknya (lewat jalur belakang). Ngobrol-ngobrol, akhirnya keluarlah tarif yang berlaku: SIM A 550 ribu, SIM C 525 ribu. Alamak! Bisa buat beli tiket PP Jakarta-Singapore itu mah! Tapi yah, apa boleh buat.. Dengan berat hati saya keluarkan 10 lembar uang kertas berwarna merah dan menyenggol lengan mami saya (minta sisanya digenepin! Hehee). Yang kesian si Bang Hasan. Karena SIM B1 nya tidak bisa diperpanjang dan harus dibuat baru, ia dikenakan tarif 750 ribu! Sungguh ter..la..lu. Cerdiknya Bang Hasan menolak dan memutuskan menunggu pembuatan SIM saya di luar (yang akhirnya pas pulang diketahui Bang Hasan ketemu calo yang dengan bayar 300 ribu bisa perpanjang SIm tapi downgrade ke SIM A. Tapi katanya gapapa lah, toh dia ga bakal ambil trayek truk Bakauheni-Merak lagi! ~ becanda).


Dengan membawa lembaran formulir hasil tes (KTP saya baru dan belum di fotokopi lagi!), saya pun diantar ke guide yang akan membimbing saya melewati proses pembuatan SIM. Saya naik ke lantai dua dan masuk ke ruangan untuk mengerjakan tes tertulis. Di sini lucu deh! Pas saya seriusnya mengerjakan soal, si petugas mondar mandir sambil nanya saya sudah mengerjakan berapa soal. Ga cuma sekali! Rada risih, tapi ya sudah saya konsen ke soal saya. Dipikir-pikir soal tertulis tidak sulit. Tapi saya pikir pasti ada aja alasan supaya tidak lulus kalo tidak lewat jalur belakang (Astajim! Saya suudzon! #tepokjidat). Tiba-tiba si bapak nyeletuk; "Ya, Defi.. Uda mau jam 11, pengen cepet pulang kan?" "Iya, Pak", jawab saya. Siapa sih yang ga mau buru-buru foto, dapat SIM, dan terbebas dari perasaan-bersalah-karena-ga-punya-SIM ini? "Nah, itu dijawab cepat aja." "Maksudnya Pak?" "Ya, hitamkan aja semuanya asal.". Mikir sebentar dan akhirnya ngeh~ "Oh! Oke, Pak!" (sambil asal menghitamkan dengan pola jawaban A-B-C-D yang berbeda. Eh, si Bapak malah nyeletuk: "Udah, hitamkan saja semuanya huruf B ya Def.." Gubrak! Dasar emang kalo uda ada pelicin, proses uda kaya jalan tol! Sedih sebenarnya kok negara saya punya administrasi seperti ini. Tapi yah, saya tidak munafik kalo saya secara tidak langsung mendukung kegerakan mafia ini :(

Keluar ruangan, saya diantar ke lapangan tempat ujian praktik. Saya memang tidak akan test drive karena selain hujan, saya kan pake jalur belakang (bukan sombong nih). Guide saya yang bernama Pak Bahri menyerahkan uang 25 ribu. Katanya supaya saya kasih ke petugas untuk memperlancar proses. Geez! Yah, mau apa lagi. Saya toh sudah masuk ke perangkap mereka. Saya ikuti, dan bapak loket ujian praktek menyuruh saya ke loket 9. Hosh! Lumayan jauh juga tuh loket, saya pun disuruh ke lantai dua untuk input data SIM yang akan dibuat. Setelah itu balik ke loket 9 dan akhirnya ambil foto. Selesai foto, pergi ke loket 30 (Pusing dah bolak balik! Jadi inget pendaftaran tes STAN jaman dulu). Akhirnya.. Taaraaaa!!! Jadi deh SIM yang dibuat! Saya pun tidak melewatkan momen tersebut untuk eksis, langsung update status facebook:
Yeay! Finally after years, ane punya SIM gan! setidaknya resolusi yang tertunda terjadi juga di awal tahun 2011. Nice shot! Thanks, God! :D

Pulang dari Daan Mogot ke Bandara Soekarno Hatta untuk menjemput adik saya Fendi yang baru pulang liburan di Jogjakarta. Dan sebelumnya pun saya terima email kalo Visa Korea Selatan saya sudah di-approve! Oh, life's good! Thanks, Jesus! :)

Wednesday, January 19, 2011

My Soul

Gara-gara kejadian jatoh dari motor kemarin, saya jadi pingin carita tentang My Soul.


Pertama kali saya bisa naik sepeda motor waktu semester 5. Itupun awalnya karena hasrat untuk mengakhiri hidup sebagai anak kos (2 tahun kos di Jurangmangu). Pas banget waktu itu lagi jaman-jamanya motor matic. Iming-iming hadiah untuk adik perempuan saya yang tembus SMA unggulan (SMAN 28 Jakarta), ortu saya membeli Yamaha Mio Soul warna Silver. Walau judulnya hadiah untuk adik saya itu, kenyataannya saya yang terus menggunakannya. Cakep. Hehee.. Wong adik saya sampai sekarang belum berani bawa motor, yo wis saya yang bawa. Alhasil, my Soul itulah yang akan menjadi tokoh utama seiring kesetiaanya mengiringi perjalanan saya sampai sekarang.

Akhirnya dimulailah petualangan. Begitu motor inden datang ke rumah, saya pun diajari naik motor sama adik laki-laki saya. Kok adik saya yang bisa duluan? Karena dia laki-laki. *tanya kenapa* Kami berlatih di area lapangan jalan alternatif menuju gerbang tol Cibubur. Untunglah saya punya basic naik sepeda, jadi naik motor matic uda seperti sulap: Simsalabim! Langsung bisa! Hanya saja pastinya dibutuhkan beberapa penyesuaian. Dan latihan motor diakhiri dengan saya bonceng adik saya dari tempat latihan ke rumah. Beberapa hari kemuadian saya nagih. Kali ini tracknya lebih berat: dari rumah ke kampus! Saya pun membonceng adik saya yang bobotnya 78 kg itu dari Cibubur ke Jurangmangu. Alamak! Encok tuh pinggang! Tapi bersyukur juga, jadi siap untuk masuk ke semester 5 pulang pergi naik motor tanpa harus naik motor.

Fall from the motorcycle

Oh, tidak! Saya jatoh dari motor, lagi! :'(

Kejadian berawal dari motor saya yang minim bensin. Udah sore hari, mepet ama jam pulang kantor untuk finger print, saya ada jadwal aerobik pula abis pulang kantor! Alhasil walau cuaca tampak mendung saya nekad menembus segala keadaan. Tanceppp!!! Pom bensin sebenarnya tidak terlalu jauh dari kantor. Hanya saja medan yang dilewati rada riskan memang. Apalagi saya baru hitungan minggu untuk menaiki motor dinas yang 'bergigi', biasanya pake matic. Pas banget lah itu, baru beberapa meter dari gerbang kantor, tes! tes! Gerimis mengundang dan makin deras. Alamak! Seragam kemeja putih hari Senin yang saya pakai modelnya tembus pandang. Kalo kena hujan, kesenengan dong orang-orang yang liat saya di jalan. itu pikir saya. Akhirnya saya tancaplah gigi sampai maksimal. Gigi empat, medan tempuh tanjakan. Eh, hujan tiba-tiba deras dan tanpa sengaja mata saya menangkap beberapa pengendara motor berteduh di bawah motor. Karena alasan kemeja-tembus-pandang saya, kontan saya rem itu motor. Astajim! Roda motor ternyata keslibet dan BRAAKK!!! Motor saya jatuh, saya pun terpelanting! Sakit? Ga, sampai di kos baru kerasa sakit banget! Anehnya, saya pun sempat-sempatnya abis isi bensin, absen pulang kantor finger print, dan buru-buru aerobik. Sampai di kos saya amat-amati lagi luka-luka saya. Hiks! Mudah-mudahan ini sungguh yang terakhir kali. Amin.


Bandar Lampung, 17 Januari 2011

Saturday, January 15, 2011

1 Thn 5 Bln, Lampung (2)

Tibalah weekend yang dimaksud. Saya mengatur jadwal, yang kalau dipikir-pikir sepertinya kegiatan saya egois, hanya untuk diri saya sendiri. Saya bangun pagi-pagi untuk jogging (jam 5 pagi, dan sendirian!), kemudian lanjut berenang di kolam renang hotel Marcopolo (kebetulan tinggal jalan kaki karena lokasinya berhadapan jalan dengan lokasi kos tempat saya tinggal) bersama teman saya, Putri. Seru juga, kolam renang luasnya luas banget! (ada 3 kolam: 115 cm untuk belajar renang, 150 cm untuk profesional, dan kolam cetek khusus anak-anak). Karena kami datang di jam buka (jam 6 pagi), kami harus menunggu sebentar karena kolam sedang diberihkan petugas. Berganti pakaian, byur! Seger! Sambil pemanasan, teman saya Putri pun 'uji coba' karena katanya sudah 7 tahun ga berenang. Hehee.. Tak lama kemudian, datang seorang bapak yang tampaknya pelatih renang (dan memang pelatih renang!) dan memberikan kami masukan tentang teknik kami berenang. Oh, saya terbantu! Karena ternyata cara saya berenang totally ngasal! Haha!

Ngomong-ngomong tentang berenang, saya jadi ingat pertama kali saya bisa berenang pas kelas 2 SMA (uda tua baru bisa berenang. Huhuu). Waktu itu teman-temang 'geng' pulang bareng ngajakin berenang. Saya yang waktu itu tidak bisa berenang kontan menolak. Tapi entah dengan bujuk rayu atau pelet seperti apa, akhirnya mereka berhasil mengajak saya berenang. Akhirnya sepulang sekolah saya, Bako, Nia, Dento, Oneng, Pupuh, dan Crybon (Jangan tanya saya darimana nama-nama panggilan itu didapat karena semua terjadi begitu saja) pergi ke kolam renang Laguna Cibubur. Sial! Kolam renang penuh dengan pengunjung. Malu deh kalo ketauan uda gede gini ga bisa renang. Dan benar, seorang pemuda pun lewat sambil menggoda saya "Ga bisa renang ya?" Ish! Malu plus sedih. Pengen buru-buru bilas dan langsung pulang rasanya.

Untunglah teman-teman saya yang baik itu mengerti saya. Saya pun mendadak 'les renang'. Awal-awal ya itu, takut mati tenggelam. Lah, gimana bisa secara kolam hanya sedalam 150cm which is kepala saya pun bisa nongol kalo saya tenggelam. Saya latihan pernafasan, gerak-gerakin kaki, belajar ngambang, and you know what? Tidak sampai satu jam, saya bisa berenang dengan gaya katak (yang pastinya tidak sempurna)! Hore! Sejak itu saya ajak teman-teman saya itu berenang tiap minggu. Bahkan tidur pun mimpi berenang! Sampai teman saya bilang "Salah banget nih ngajarin ncek (panggilan saya) berenang, jadi nagih!" Haha! Sejak saat itu saya hobi berenang. Walaupun saya males banget yang namanya bilas dan bayar tiket masuk kolam renang!

Oke, jadi kembali ke kolam renang hotel Marcopolo. Setelah lama ngobrol, diketahui nama pelatih tersebut Pak Herman. Beliau pun cerita kalo bukan cuma anak-anak yang beliau latih. Bahkan pejabat-pejabat di Bandar Lampung pun pernah beliau latih. Wow! Manteb juga kedengarannya! Nah, secara teman saya si Putri ini sedang belajar berenang, tergiurlah dia dan mengajak saya untuk ikutan dilatih renang sama Pak Herman. Lah? Kalo dipikir-pikir ngapain saya belajar renang? Saya kan uda bisa renang. Tapi akhirnya saya sadar 'sepertinya' saya butuh dilatih. Mengingat kejadian lalu belajar 'asal' renang yang penting bisa. Benar saja, di tengah-tengah percakapan kami, Pak Herman menunjukan teknik berenang yang benar. Jadi malu sama gaya katak ngasal saya. Alhasil di tengah-tengah kegiatan berenang, saya dan Putri ngomongin jadwal berenang, jadwal stay di Lampung (duh!), bahkan jadwal beli baju renang! *lho?*

Tepat pukul 8.30 kami mengakhiri kegiatan renang. Wah, badan terasa enteng! Terus terang, saya jadi bangga hidup sehat yang saya jalani. Bagaimana tidak? Aerobik 2 kali seminggu, lari pagi 2 kali seminggu, ditambah berenang! Belum lagi tiap pagi saya makan apel dan siang konsumsi banyak sayuran (toksifikasi ala Defi). Tapi sayangnya semua tidak selalu berjalan mulus karena selalu saja ada godaan untuk kembali ke pola makan berantakan akibat cemilan bertebaran di tiap seksi kantor. Alhasil, walaupun saya sering olahraga keliling mengantar surat naik turun tangga, tetap saja lemak bertumpuk. Hihihii...

Pulang dari kolam renang, berhubung saya sengaja tidak bawa ganti baju dan hanya bilas rambut, tiba di kos saya langsung mandi. Abis itu? Cabcus ke kantor! Ya, memang ini rencana saya untuk menghabiskan waktu weekend di Lampung. Stay di kantor dan melakukan aktivitas-aktivitas menyenangkan. Salah satunya menulis blog ini! :)


p.s.: Di kantor saya ga cuma online kok.. Buktinya novel The Host-Stepahie Meyer punya Windah yang saya pinjam dari Putri berhasil saya lahap. Yup, 759 halaman dalam 1 hari! :D


Bandar Lampung, 15 Januari 2011

1 Thn 5 Bln, Lampung (1)

Seperti judul di atas, di sinilah saya selama itu (bukan ini). Sejak penempatan definitif menurut KEP-104/PJ.01/UP.53/2009 dari Direktorat Jenderal Pajak, Departemen Keuangan (sekarang Kementerian Keuangan) tentang Pemindahan Para Lulusan Program Diploma III Spesialisasi Akuntansi Pemerintah Sekolah tinggi Akuntansi Negara tahun Akademik 2007/2008 (Panjang bener yak!), terhitung mulai tanggal 17 Agustus 2009 saya berpindah dari kantor magang di KPP Pratama Menteng Dua ke KPP Pratama teluk Betung, Bandar Lampung. Pertama kali dapat pengumuman? Shock! Sedih sih sebenarnya karena saya sendiri sudah nyaman dengan ibukota tercinta, kota Jakarta, walaupun opini saya ini tergolong minoritas mengingat orang-orang lumayan 'sumpek' dengan kepadatan Jakarta (kalo gitu kenapa ga move yak? Heran..). Yah, nanti ada cerita tersendiri mengenai penempatan. yang saya mau share adalah bagaimana selama saya bekerja di kota Bandar Lampung ini, setiap weekend saya selalu pulang ke Jakarta. Setiap weekend? YA! Di Jakarta lah saya setiap hari Sabtu dan Minggu! Amazing kan?


Well, sebenarnya dalam kurun waktu setahun lebih itu saya pernah melewatkan 2 weekend di Bandar Lampung sih. Tapi itu semua bukan karena inisiatif saya. Pertama, itu terjadi pada tanggal 24 Juli karena surat tugas dari kantor untuk menjaga stand pajak yang digelar di acara Lampung Fair 2010 tanggal 23 Juli-6 Agustus 2010. Karena ada jadwal di dua weekend berturut-turut, saya pun mencari partner yang mau berganti jadwal supaya minggu depannya saya tetap bisa ke Jakarta. Alhasil, tanggal 24-25 Juli saya full bertugas di kompleks PKOR Way Halim tersebut. Weekend di Lampung jadi tidak terasa karena diisi dengan pekerjaan. Nah, weekend kedua di Lampung saya karena ada acara pernikahan keponakan saya. (Lho? kok keponakan mendahului tantenya? Iya, secara umur dia lebih tua dan hal ini dikarenakan ayah saya yang menikah tua dan baru punya anak setelah keponakannya menghasilkan keturunan. Manteb.).


Akhirnya, di sinilah saya sekarang. Melewatkan weekend pertama (secara de jure, karena dengan inisiatif sendiri) atau weekend ketiga saya (secara de facto, karena memang ini faktanya). Sebenarnya lucu juga karena banyak orang terkejut pas tahu saya ingin melewatkan weekend di Lampung (yang mereka tahu, saya memegang rekor selalu tidak pernah tidak pulang ke Jakarta. Wong libur kejepit aja saya tetap pulang ke Jakarta. Ajib kan?). Alasannya? Saya bilang karena hari Minggu ada undangan pernikahan dari Mas Rico, teman di KPP Pratama Tanjung Karang. tapi benarkah itu alasannya? Well, sebenarnya itu bukan alasan utama, hanya alasan pendukung kenapa saya memutuskan untuk weekend di Lampung (yang sebelumnya saya pun ngeri membayangkan kalo suatu saat saya mengambil keputusan seperti ini). :sigh:


Sabat. Keputusan saya ini ada hubungannya dengan Sabat yang saya ambil. Ini juga diteguhkan dengan masukan mentor saya, K'Johana untuk saya mengambil waktu stay di Lampung dan meluangkan waktu untuk fokus dengan Tuhan. Waktu saya dengar kata-kata beliau, saya bingung, kesal sih tepatnya. Kalo ditanya kenapa saya tidak ada hasrat meluangkan waktu di Lampung sebenarnya bukan semata-mata karena Lampung kurang modern dari Jakarta, atau kurang mal dan tempat hiburan, atau alasan lain. Tapi karena saya homesick. Saya kodependensi dengan keluarga. Ditambah lagi ayah saya belum terima Tuhan. Entah apa yang ada di pikiran saya, saya ingin memanfaatkan weekend saya untuk bertemu beliau, berinteraksi, sambil berharap kalo-kalo kasih Tuhan dapat dirasakan ayah saya melalui saya (itu yang saya harapkan). Dan terus terang saya kesal dengan masukan mentor saya (saya pun akui kepadanya seminggu lalu), karena masukannya kok seakan-akan jadi seperti mengatur saya. Harus di Lampung lah, jangan ke Jakarta lah. Well, sebenarnya respon saya ini menguak roh pemberontakan saya. Susah seharusnya saya ingat bahwa Tuhan pun berbicara melalui otoritas, bukan?


Saya pun menerima konfirmasi dari Tuhan bahwa memang saya harus meluangkan weekend saya di awal tahun 2011 ini di Lampung. Saya perlu mengeluarkan hal-hal yang tidak murni lagi untuk kembali diisi dengan sesuatu yang murni. Ya, saya jadi ingat bahwa Tuhan lebih mengasihi pelayan daripada pelayanan. Dan inilah bukti kasihNya: bahwa Ia lebih mengasihi saya sebagai pribadi, daripada pelayanan saya.




Bandar Lampung, 15 Januari 2011

Tuesday, January 11, 2011

Sabat (שבת) shabbāṯ

Kata "Sabat" pastinya familiar di telinga kita. Saya pun demikian, setidaknya setelah saya lulus SMU saat saya beralih kepercayaan dari 'dupa' menuju 'salib'. Sabat secara harfiah diterjemahkan sebagai berhenti atau istirahat. Hukum Yahudi melarang penganutnya melakukan segala bentuk melachah ("kerja", plural "melachot") pada hari Sabat.

Berdasarkan Traktat Sabat Mishnah (catatan tulisan dari Hukum Lisan Taurat dari orang-orang Yahudi dari generasi ke generasi) 7:2, ke-39 kegiatan yang dilarang itu adalah:
  1. Menabur;
  2. Membajak;
  3. Menuai;
  4. Mengikat berkas gandum;
  5. Membuang sampah;
  6. Menampi;
  7. Memilih;
  8. Mengasah;
  9. Memilah;
  10. Membuat adonan;
  11. Membuat roti;
  12. Menggunting wol;
  13. Mencuci wol;
  14. Memukuli wol;
  15. Mewarnai wol;
  16. Memintal;
  17. Menenun;
  18. Membuat dua simpul;
  19. Menenun dua lembar benang;
  20. Memisahkan dua lembar benang;
  21. Mengikat;
  22. Melepaskan ikatan;
  23. Menjahit robekan;
  24. Merobek;
  25. Menjerat;
  26. Memotong hewan;
  27. Terbang;
  28. Mewarnai kulit binatang;
  29. Menyapu untuk mencari barang yang hilang;
  30. Menandai kulit binatang;
  31. Memotong kulit hingga menjadi bentuk tertentu;
  32. Menulis dua atau lebih huruf;
  33. Menghapus dua atau lebih huruf;
  34. Membangun;
  35. Meruntuhkan bangunan;
  36. Mematikan api;
  37. Menyalakan api;
  38. Memberikan sentuhan terakhir pada sebuah benda;
  39. Memindahkan benda dari tempat pribadi ke tempat umum, atau sejauh 4 hasta dalam batas tempat umum;
Amazed juga baca tulisan Trinity (Naked Traveler) yang cerita kalo ternyata shabbat masih dirayakan sampai sekarang! *sigh*

Terus, kalo gitu apa yang mau diceritakan tentang sabat?

Di gereja lokal tempat saya melayani pun ternyata ada sabat. Namun, berbeda dengan sabat yang dirayakan orang-orang Yahudi sampai saat ini, sabat artinya istirahat dalam melakukan kegiatan pelayanan di gereja. Tujuannya? Fokus kepada Tuhan, cari wajahNya, dengar suaraNya, sama seperti Maria yang duduk dekat kaki Tuhan (Luk 10:38-42). Beberapa orang yang saya kenal pernah menjalaninya. Mereka yang aktif dalam pelayanan 'non-aktif' dalam rentang waktu tertentu. Dan umumnya, mereka yang selesai menjalani masa sabat mengalami terobosan, walau ada juga yang menjadi mundur.

Well, menurut hemat saya sabat tidak penting (at least sampai beberapa waktu sebelum saya menulis di blog saya ini). Kenapa? Sabat sama seperti 'cuti besar' dimana seseorang tidak lagi efektif dalam pekerjaan tuhan (sekali lagi, setidaknya itu yang saya pikirkan beberapa waktu sebelum saya menulis di blog ini). Saya orang muda, masih muda, dan saya tahu orang muda punya kekuatan yang besar dalam pekerjaan Tuhan. Tuhan bekerja dengan luar biasa di tengah-tengah anak muda. I mean, come on! Masakan di saat on fire seperti itu dirimu mengambil sabat?

Paradigma itu berubah seketika seperti tulisan di atas pasir yang disapu ombak pantai yang keras sewaktu Tuhan menggores kata 'sabat' di pikiran saya di awal bulan Desember 2010. Saya, seorang yang mengenal Tuhan sejak 10 Januari 2005, menepis kata sabat itu: "Kalo saya sabat, banyak waktu efektif yang terbuang!" "Saya mau maksimal di usia muda!" "Lagipula, saya akan memasuki umur saya yang ke-23. Waktunya tidak banyak lagi Tuhan!" Argumentasi demi argumentasi terlontar seakan-akan saya lebih mengerti hidup saya daripada Raja saya itu. But still, I was that stubborn to hear! What a shame!

Percaya tidak percaya, hari-hari yang saya lalui setelah itu terasa bukan harinya saya. saya yang biasanya well-organized, menjalani waktu begitu saja tanpa passion untuk hal-hal yang saya lalui. Gosh! Satu catatan yang pernah saya buat kembali diingat: Jika engkau mendengar suaraNya, jangan keraskan hatimu! Jujur, sukacita saya hilang, tidak ada damai sejahtera, dan berhubung saya tipe orang yang takut gagal, saya terus menghakimi diri saya untuk kegagalan yang saya perbuat (even for the smallest failure!)

Akhirnya saya sharing ke mentor (pemimpin rohani) saya. Dan apa yang dia katakan mengkonfirmasi bahwa saya butuh sabat dan saya harus taat sama Tuhan. Entah kenapa, saya lega. Walaupun aneh, karena saya menentang perintah Tuhan untuk saya mengambil sabat (dan setelah saya ketahui ternyata itu semua semata-mata karena kesombongan saya). Malamnya saya mengambil waktu pribadi dengan Tuhan. Saya diingatkan kisah Yesus dicobai di padang gurun. Diingatkan juga tentang 40 tahun orang Israel di padang gurun. Ternyata memang ini waktunya saya menang atas padang gurun saya. Untuk merendahkan diri dan itu yang memampukan saya untuk dapat melakukan perintah-perintah Tuhan. Saat berdoa pun, saya mendapat penglihatan bahwa keadaan saya saat ini seperti bejana yang penuh dengan air, tapi air itu mulai cemar. Bejana itu dituang dan dikosongkan, dan kemudian diisi penuh kembali dengan air yang murni. That's what He's doing to me! Saya dan mentor2 saya (K'Johana dan K'Dian), kami bertiga bergumul mengenai masa sabat saya yang kemudian akhirnya ditetapkan masa sabat saya 2 bulan TMT 26 Desember 2010. Sulit memang, karena ini pertama kali di masa pelayanan saya. Tapi saya percaya Tuhan sedang berpekara!

God is Our Victory!




Siapa yang tidak ingin menang?
Semua orang PASTI ingin menang!

Ya, tidak ada seorangpun yang ingin kalah. Tapi bagaimana cara untuk menang? Hari-hari ini banyak pelatihan atau training yang mengajarkan kita untuk menang. Menang atas keuangan, menang atas kepemimpinan, menang atas masalah, menang atas konflik, dll. Tapi adakah yang menjamin 100% untuk kita benar-benar menang?

Malam hari ketika saya sedang bible studing, saya melihat ada cara yang luar biasa dasyat supaya kita bisa menang. Ternyata di dunia ini, ada sekelompok orang yang pernah menang, bukan karena keahlian mereka, tapi karena mereka tau satu-satunya cara jitu untuk menang! Mari kita belajar dari mereka:


2 Taw 20 : 1-30 [Kemenangan atas Moab dan Amon. Akhir Pemerintahan Yosafat]

"Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN." (ayat 1-4)


Kerajaan Yehuda pada pemerintahan Yosafat (871-849 SM) akan diserang musuh yang jumlahnya besar. Biasanya saat menghadapi masalah demikian, seorang raja mempersiapkan tentara, alat perang, atau persiapan2 lainnya. Tapi tidak demikian Raja Yosafat. Dia mengambil keputusan untuk MENCARI TUHAN dan menyerukan seluruh Yehuda untuk BERPUASA. Inilah kunci awal kemenangan: mencari kehendak Tuhan lewat DOA dan PUASA. <span>Yang dilakukan dengan iman pastinya, bukan hanya sekedar praktek.</span>



"Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka. Lalu Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah, dan berseru: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah. Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel. Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu." (ayat 13-17)


Di tengah-tengah aksi sepakat doa dan puasa jamaah, ada seorang yang mendapatkan pesan Tuhan. Katakan: pesan Tuhan. Ya! Pesan Tuhan! Allah kita Allah yang hidup bukan? Dia bukan hanya bertelinga untuk mendengar doa kita, tapi Dia juga Allah yang bicara! (Itulah alasan disebut DOA: Dialog Orang dengan Allah). Yahaziel menyampaikan pesan Tuhan yang sanggup membangkitkan iman seluruh jamaah Yehuda. Saat kita berdoa puasa, pastikan kita bukan hanya sekedar melakukan puasa, tapi dapatkan 'outcome'  dari doa puasa tersebut: suara Tuhan.


"Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita."
(Roma 8:31,37)


"Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring. Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!" Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah." (ayat 19-23)







Saat hari-H datang, yakni peperangan melawan bani Amon dan bani Moab, Yehuda melakukan tindakan iman akan firman yang mereka dengar dari Tuhan. Mereka memuji dan menyembah Tuhan. Taukah engkau? Saat kita memuji dan menyembah Tuhan, itu tindakan profetis bahwa kita sudah menang! Hasilnya? Dikatakan Tuhan sendirilah yang berperang, karena dibuatNya bani Amon dan Moab saling membunuh sehingga mereka terpukul kalah. Wow! Luar biasa! Inilah kemenangan yang sesungguhnya! Bukan kita yang berperang, tapi Tuhan sendiri yang berperang dan memberi kita kemenangan. Demikian sebenarnya hidup kita. Salib Kristus adalah simbol kemenangan atas hidup kita. Bukan kita yang meraih hidup kekal itu, tapi Dia sendiri yang membeikannya untuk kita! Jikalau Ia sendiri tidak menyayangkan nyawaNya supaya setiap kita beroleh hidup kekal, masakan masalah-masalah yang kita alami sehari-hari tidak diberiNya kemenangan? Haleluya!



"Lalu Yosafat dan orang-orangnya turun untuk menjarah barang-barang mereka. Mereka menemukan banyak ternak, harta milik, pakaian dan barang-barang berharga. Yang mereka rampas itu lebih banyak dari pada yang dapat dibawa. Tiga hari lamanya mereka menjarah barang-barang itu, karena begitu banyaknya. Pada hari keempat mereka berkumpul di Lembah Pujian. Di sanalah mereka memuji TUHAN, dan itulah sebabnya orang menamakan tempat itu Lembah Pujian hingga sekarang. Lalu pulanglah sekalian orang Yehuda dan Yerusalem dengan Yosafat di depan. Mereka kembali ke Yerusalem dengan sukacita, karena TUHAN telah membuat mereka bersukacita karena kekalahan musuh mereka. Mereka masuk ke Yerusalem dengan gambus dan kecapi dan nafiri, lalu menuju rumah TUHAN. Ketakutan yang dari Allah menghinggapi semua kerajaan negeri-negeri lain, ketika mereka mendengar, bahwa TUHAN yang berperang melawan musuh-musuh Israel. Dan kerajaan Yosafat amanlah, karena Allahnya mengaruniakan keamanan kepadanya di segala penjuru." (ayat 25-30)


Sekali lagi, pujian dan penyembahan kepada Tuhan yang hidup diserukan oleh segenap Yehuda. Mereka bukan hanya memukul kalah musuh, tapi beroleh harta benda mereka dan kerajaan negeri-negeri lain ketakutan dengan mereka! Wooowww!!!

Jadi, apa masalahmu hari-hari ini? Kegagalan terus meneruskah? Khawatir hari esokkah? Percayalah, Ia sendiri telah memberi kemenangan buat setiap kita! Haleluya! :)


God bless,



Defi 


*pas banget dengan tema Youth bulan ini :)*

Thursday, January 6, 2011

A New Beginning

Well, honestly this is not truly my first blog ever. I've started blogging world many years ago, yet nothing can I manage well just because of my unconsistency and laziness (still, crossing the fingers that the things will never be the same :p). Hmm.. Yeah! This is my blog. Pages where I can pour out all my sharings, thoughts, and (of course) my photos! May you all enjoy and be blessed! :)