Tuesday, August 30, 2011

Lebaran di Melbourne

Brrr..
Terbangun karena menggigil ga asik banget! Herannya, waktu saya ke Seoul kmarin sptnya lbh dingin drpd Melbourne pagi ini. Tp knp saya masih menggigil ya? Apa karna ga pake long john? Mungkin.
Akhirnya saya memutuskan ga mandi *lagi. Pukul 7.30 saya bersiap2 untuk sightseeing kota Melbourne. Dan lagi, saya harus ke Cit library mengembalikan buku yg saya pinjam kemarin *yg ga selesai saya baca pastinya. Menuju Moreland road, saya pun sarapan di Julian cafe perempatan jalan. Saya memilih menu sandwich tuna dan cappuncino. Di Jkt jarang2 minum cappucino dan sejenisnya. Tapi di Melbourne, sptnya minuman kopi hangat sperti ini sudah seperti minum air mineral. Wajib hukumnya :p
Karna kemarin saya hanya membeli tiket untuk 2 jam, saya pun membeli tiket hari ini di toko terdekat yang menjual Metcard. Kali ini saya membeli daily pass karna seharian ini saya memang akan berkeliling kota Melbourne. Trem yang ditunggupun datang. Sampai di Flinders station, saya menuju City Library dan mengembalikan buku-buku yang saya pinjam *tinggal cemplungin ke kotak yang disediakan khusus pengembalian.
Hmm.. Saya jadi bingung mau mulai dari mana. Ada banyak tempat menarik yang akan dikunjungi. Tapi setelah membaca brosur tentang event di Melbourne, sepertinya akan sayang kalo melewatkan momen hari ini. Ya, it's Melbourne Day! Dan bakal ada Official Raising Flag Ceremony di Enterprize Park jam 10 pagi ini! Oke, saya harus ke sana!
Enterprize city tidak jauh dari Flinders station. Karena itu saya memutuskan berjalan kaki sambil menghirup udara segar kota Melbourne di pagi hari. Setengah sepuluh. Dan ternyata lapangan pinggir taman dibiat tenda untuk acara hari ini. Ada para petugas yang sedang latihan marching band. Dan akan ada peluncuran bom! Woohoo!
Acara dimulai tepat pukul 10 dan dihadiri beberapa pejabat, anak2, dan pastinya pers. Wah, saya berasa diundang ke acara resmi pelantikan perdana menteri Australia! *lebay :p Acara sambutan pun diberikan oleh walikota. Selama 169th kota Melbourne berdiri, walikota mendeskripsikan kemajuan2 yang terjadi di kota Melbourne. Acara dilanjutkan dengan persembahan lagu kebangsaan Australia dari youth choir. Lagunya enak, easy to listen! Tanpa sadar sayapun ikut menyanyikan lagu yang mudah dihapal itu. Acara pun ditutyp dengan kenaikan bendera oleh pejabat dan ditutup dengan party.
Saya kira party yang ada hanya untuk tamu yang diundang. Ternyata saya saya *thanks God! Saya pun menyusup masuk dan menerima cupcake pink cantik bertuliskan Happy Melbourne Day. Ada juga barista yang siap membuat kopi sesuai pesanan. Saya memesan vanilla latte. Seru banget! Dan asiknya dapet sarapan gratis! Hihii..
Saya pun melanjutkan perjalanan. Jali ini saya mencoba city circle tram. Melewati Docklands, Etihad stadium, Flagstaff Gardens, Royal Historical Society of Victoria, dan Hellenic Museum! Oh, I love this pne! Banyak hal tentang peradaban Mesir kuno dan saya puas berkeliling! Lanjut berjalan melewati RMIT university, Old Melbourne Gaol (atraksi tentang penjara, sayangnya masuknya bayar), dan saya menemukan toko buku yang sedang sale! 1A$ for each, dan saya langsung borong 4 buku! *sbnrnya pgn.lebih, tp mikirin bagasi.
Melewati Lygon street, Christian Capel, saya akhirnya tiba di Carlton garden yang berarti tiba di Royal exhibition.buildings! Ga berhenti saya tercengang dengan keindahan kota ini. Dan sayang, kamera pocket saya sangat terbatas untuk mengabadikannya (dan saya sendiri terbatas memotret diri saya sendiri). Tak jauh dr sana ada Melbourne museum dan IMAX.
Kembali melanjutkan city walk tour ala saya sendiri, saya pun ke St. Peter's Anglikan Church dan St.patrick church. Di sini saya bertemu dengan orang tak dikenal yang menawarkan diri memotret saya di depan gereja. Kami pun berbincang2. Dia bercerita bagaimana nyamannya tinggal di Melbourne dan vertanya kalau2 saya tertarik pindah ke Melbourne. Wah, perkataan yang menarik! Setelah berbincang entah kenapa saya jadi berpiir untuk keluar dari PNS dan pindah menetap di Melbourne! Haha!
Di dekat gereja ada toko buku dan saya membeli 2 buku yang sedang sale (cuma setengah dolar!). Saya pun kembali berjalan dan sengaja mencari Parliament of Victoria. Mungkin melihat saya yang lama bergelut membaca peta, seorang cewe bule mendekati sya dan menawarkan diri untuk.memberi bantuan.oh, baiknya! Dia pun menunjukkan bahwa Parliament of Victoria ada di arah selatan. Setelah saya tiba di Parliament of Vic, saya menuju Chinatown dan kembali.menyusuri jalan CBD yang kembali penih dengan orang-orang yang pulang kerja.
Tiba-tiba.. Kruyuukkk.. Oke, saya butuh makan. Awalnya saya berniat ke Hungry Jack. Tapi melihat Subway di depan Flinders station, sepertinya saya ganti haluan. Dengan.paket 5,95 dolar saya memilih roti, isi, salad, bahkan saosnya! Selesai makan, saya pun bersiap naik tram no 19 menuju Univ of Melbourne.
Ada apa dengan Univ of Melbourne? Saya bakal ikutan kuliah umum bareng mas Arie dan mbak Nada! Nyusup ikutan kuliah mikro ekonomi. Hihii.. Bertempat di Art west, kami duduk di paling belakang kelas panggung itu. Karena tidak diabsen, makanya mas Arie berani bawa.saya masup. Pukul 18.30 kelas dimulai. Hari itu sedang belajar mikroekonomi tentang how to maximize your profit dengan metode. Untung kuliah dulu dapet mikro. Adik juga ngikutinnya. Hehee.. Saya pun berkenalan dengan beberapa teman yang dari Indo (ada yg dari DJP jg bok!). Setelah 45 menit, ada coffee break. Disediakan kopi, teh, dan biskuit GRATIS! Tidak melewati kesempatan, saya pun langsung menikmati hidangan yang disediakan. Hehee.. 10 menit kemudian kelas dilanjutkan dan selesai pukul 20.30. Karena Mas Arie melanjutkan kelas tutorial, saya pulang dengan mbak Nada yang janjian dengan temannya Aing. Malam ini mereka akan masak2 untuk acara lebaran bersama di kampus besok pagi. Yeay!

Monday, August 29, 2011

Jatuh cinta dengan Melbourne!

Saya terbangun pukul 4 subuh waktu Darwin. Semalaman tidur di kursi lobby bandara Darwin tidak memberi tidur yang berkualitas memang. Cuci muka dan berganti pakaian (tanpa mandi), saya pun check in di mesin self check-in Jetstar untuk flight JQ62 tujuan Melbourne-Tullamarine. Setelah melewati screening, saya bergegas ke gate 4A. Lucunya, setelah melihat tulisan 4A, ada pintu di sit dan saya berusaha masuk dengan menekan tombol. Ternyata kita harus menunggu petugas dulu saat boarding untuk masuk ke pintu itu! Pantesan bule2 pada ngeliatin saya yang dengan pedenya berusaha melewati pintu saat menekan tombol. Bikin malu! X_x
Pukul 06.45 boarding, dan saya masuk ke pesawat Airbus A310 di kursi 22A. Karna waktu tempuh cukup lama, saya pun memutuskan untuk tidur selama penerbangan. Empat jam sepuluh menit berlalu, saya tiba di Tullamarine (beda waktu setengah jam lebih cepat dari Darwin, atau 3 jam lebih cepat dari Jakarta). Seperti biasa saya langsung menuju pusat informasi untuk bertanya atau mengambil brosur yang diperlukan selama perjalanan. Selain dengan taksi, dari bandara menuju pusat kota bisa ditempuh dengan Skybus (skybus.com.au) yang berangkat setiap 10 menit 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Untk sekali jalan harganya 16 A$, dan kalo beli return lebih murah, yakni 26A$. Saya beli tiket returns. Perjalanan dari bandara menuju Southern Cross station (end point Skybus) adalah 20 menit.
Mengingatkan kembali, saya tidak punya itinerary wajib yang harus dilakukan. Palingan nanti malam saya harus ke Moreland Road, Brunswick, uniy senior saya yg sedang S2 karena saya numpang menginap di sana. Saya pun menuju information center dan memutuskan sightseeing dengan Frer Melbourne City Tourist shuttle. Begitu keluar Southern cross station bbbrrr! Dingin euy! Tapi yang pasto saya terpana. Gedung-gedung klasik dengan gagah berdiri menawan hati saya. Karena kebetulan saat itu sedang istirahat siang, srpanjang jalan saya melihat orang-orang kantoran lalu lalang keluar masuk satu toko ke toko lain. Dan wow! Trem! Sooo classic! Dalam waktu sepersekian detik, kota ini mempesona saya. Saya langsung jatuh cinta dengan kota Melbourne!
Menyusuri Collins street, saya mencari titik pemberhentian free vus service, namun tidak ketemu. Saya ga ngeh kalo sebenarnya saya bisa naik city circle tram, trem gratis yang akan membawa saya keliling kota.
Kruyuukk..
Saya baru ingat belum makan seharian. Bingung juga mau makan di mana. Di salah satu sudut saya melihat orang keluar masuk food court. Yang namanya food court, pasti lebih murah daripada toko makanan independen. Pikir saya. Setelah masuk, dugaan saya ternyata salahb makanan di sana rata rata belasan dolar! Saya pun memilih paket yang paling murah: pasta. Ada banyak pilihan makanan di sana. Apalagi makanan Asia seperti Chinese food atau Thai food. Tapi masa iya jauh-jauh ke sini saya makan yang kaya begitu? Saya memesan seporsi pasta ukuran kecil. Tapi benar2 di Oz porsi makanan serba besar. Saya yang biasa perut karet di Indo aja sampe ga abis makan sepiring pasta porsi small! Tanpa membuang waktu, saya melanjutkan perjalanan saya. Melewati Melbourne aquarium, Enterprize park, Kings bridge, Crown entertainment complex, saya pun akhirnya menyadari berkeliling kota dapat ditempub dengan berjalan kaki. Semua tampak befitu jelas dan mudah dibaca dengan peta. Melewati Melbourne exhibition centre dan menyerangi Yarra river melalui Spencer bridge, saya masuk ke Immigration museum. Saya suka keluar masuk museum dan melihat bagaimana suatu kota menyimpan sejarah suatu hal. Keluar dari immigration center, saya baru sadar saya sudah di Flinders street. Berarti sebentar lagi saya bisa sampai ke Flinders street station yang terkenal itu! Dan benar! Hiruk pikuk orang berlalu lalang di depan stasiun dan saya sampai di Melbourne Visitor center yan berada tepat di depan Flinders station. Oh my! Seru bgt tempatnya! Berbagai brosur n pamflet terpampang dengan rapi. Daya mengutak atik touch screen yang ada. Keluar nomor antrian! Kirain spt touch screen yang ada di kantor pajak berisi informasi. Ternyata itu untuk mengambil nomor antrian konsultasi. Dan tak lama kemudian nomor saya dipanggil! Untunglah saya punya pertanyaan penting. Saya pun bertanya bagaimana caranya supaya saya bisa sampai ke alamat unit teman saya yang ada di Moreland road., Brunswick. Dengan sabar dan detil, bapak-bapak tua yang bertugas memberi tau nomor trem yang harus saya naiki. Saya pun membeli Metcard untuk 2 jam. Oia, untk transportasi di Melbourne, semua terintegrasi dengan Metcard/Myki. Saya berkeliling melihat souvenir. Kebetulan Tab dan BB saya mati. Semua karena saya tidak teliti karena membawa colokan untuk S'pore dan sejenisnya, ga applicable untuk colokan di Oz ato NZ. Karena minimnya free wiFi, saya pun ke internet cafe dengan membayar 2A$ untuk 10 menit pemakaian internet (mahal bgt! Huhuu). Dan lucunya, saya nambah untuk 10 menit berikutnya!
Dari visitor center, saya menyeberangi Flinders street dan masuk ke St. Paul church. Bagus banget! Sayang saya jalan sendiri, kalau tidak pasti puas banget foto2 (ga mungkin kan tiap pengen foto minta tlg org lewat? Bakal brp org yg gw minta coba?). Selesai puas berfoto ria di St.Paul church, saya penasaran dengan City library yanv tidak jauh dari situ. Ternyata cukup dekat dan wow! Asik banget! Buat pecinta buku kaya saya,masuk ke City librarydi Melbourne bagaikan ke surga! Buku-buku mulai dari fiksi non fiksi, untuk belajat bahasa, memasak, novel, sejarah, bahkan sampai CD dan DVD ada dan dapat dipinjam gratis. Saya berkelilibg sambil ngiler membayangkan kalo saya jd Melbournian. Entah kerasukan apa, saya datangi petugas dan bertanya apakah saya boleh jadi member? Tnyata bisa! Yeay! *nari kecak di tempat.
Yang perlu sayalakukan hanya mengisi registrasi di layar komputer seperti mendaftar email. Setelah itu saya harus mencatat nomor register yang harus saya berikan ke help desk dan dalam hotngan detik: viola! Member card saya langsung jadi! Hore!
Berhubung saya tidsk bisa menunjukan bukti rekening koran atau apapun yang memberikan info keuangan saya, saya hanya dapat meminjam 2 buku per hari. Tapi kalo bisa? Saya bisa pinjam sampai 50 buku! Tiap buku dipinjam untuk sehari dan dapat diperpanjang melalui online. Kalo terlambat ada denda 1,3 dolar per buku per hari. Saya pun tidak membuang waktu dan karna kalap juga akhirnya saya mengambil satu buku toeic dan satu novel. Senangnya! Berasa jadi Melbournian! Bayangin kl saya jalan jalan ikut tur. Mana mungkin bisa begini? Hehee
Karna waktu sudah hampir gelap, saya memutuskan untuk mengakhiri sightseeing hari itu dan bersiap menuju rumah teman saya. Kalo uda gelap, makin gaswat nyasarnya cyiinn.. Saya pun menuju tram shuttle deoan Flinders station. No 19. Ternyata Moreland road ada di stop no 28. Dan sedihnya tidak semua stop ada tulisan nomor pemverhentiannya! Oke, saya menghela nafas dan berdoa. Percaya sama yang di atas def. Everything's gonna be alrighy. Tram melewati Swanston streey dan Univ of Melb. Oh my! Turun di mana ini? Mendekati subway jalanan makin sepi. Untunglah mata saya aws dan saya mrlirik ke salah satu plang toko bertliskan moreland road. Saya berhenti di stop beriutnya. Sambil meligat peta, saya bertanya di mana nomor alamat yg daya tuju. Ya kali mereka tau, rata rata ga apal.juga! Saya pun telusuri setiap jalan danlega mendapati angka yang hampir sama seperti yang saya tuju. But wait! Di mana 122? Abis 121 kok 123? Ya ampun, tnyata untuk angka genap ada di sudut kanan dan ganjil di sudut kiri. Depi depiii.. Saya pun menyeberang dan ternyata angka tersebut sudah lewat kauh. Huha!
Pintu terkunci dan saya tidak tahu bagaimana caranya untuk masuk. Ga ada bel pula! Untunglah ada telepon umum. Tp hrs pake Telstra card! Makjam! Untunglah sy menyisakan beberapa persen sisa hidup Tab saya. Dan sambil berharap kartu Telstra di Tab saya sudah dpaat figunakan, saya menghubungi mas Arie. Eh, nyambung! Syukurlah! Mas Arie sedang kuliah ternyata. Untung istrinya, mbak Ayu ada di rumah. Dan saya sampai di tempat saya bermalam selama saya di Melbourne. Yeay!

Sunday, August 28, 2011

Mengelilingi kota Darwin

Tiga jam saya tidur terlelap di pesawat. Tiba di Darwin pukul 06.30 (2,5 jam lebih cepat dari Jakarta) dengan suhu 20 derajat. Imigrasi di Australia tergolong lancar. Kurang daro 5 menit, saya keluar dari terminal kedatangan internasional Darwin airport.
Saya menuju toilet untuk berbenah diri (karena seharian ga mandi). Setelah it saya menuju visitor booth dan mengambil 1 booklet yang menurut saya lengkap dan cukup menjadi guide saya 1 hari full. Saya bertanya tentang public shuttle bus tjuan Darwin city. Seperti yang dijelaskan, saya harus melewati car parking. Tapi kok ga ada tanda-tanda shuttle bus? Sebelum saya memutar balik, saya bertemu dengan seorang wanita yang ternyata dia juga sedang mencari shuttle bus! Ok, kita sama! *toss dulu ah! Tak jauh dari situ ada sepasang kekasih sedang duduk2 di atas tanah. Kami pun bertanya dan ternyata shuttle bus hanya ditandai tidak lebih dari 1 palang besi yang tertancap di tanah! -,-
Seperti penjelasn petugas sebelumnya, bus akan tiba pukul 8.20. Masih harus menunggu 1 jam lagi. Saya pun ngobrol dengan wanita yang saya temui tadi. Namanya Sarah, 28th, asal Jerman. Sebelum ke Darwin dia menetap 4bln di Lombok dan bekerja di sana sebagai manager restoran di sana (dan bahkan akhirnya punya kekasih orang lokal!). Ini tahun ketiganya setelah dua tahun traveling ke negara2 Asia seperti Vietnam, Thailand, dll.
Bus yang kami tunggu pun datang (nomor rute 3). Di Darwin tarif bus adalah 2A$ untuk perjalanan selama 3 jam, 5A$ untuk perjalanan selama sehari, 50c untuk manula, dan 15A$ untuk perjalanan selama seminggu. Karna pas di Indo saya hanya punya pecahan 100A$ dr Indo, saya pun membayar dengan pecahan tersebut. Sarah juga mengalami hal yang sama dengan saya. Ternyata si supir tidak punya uang kembalian (kl kata supir angkot di Jkt: "baru narik saya neng"). Untnglah si supir maklum dan mengijinkan saya naik bus. Sekitar 15 menit kami pun sampai di interchange Casuarina.
Kami menunggu bus yg dijadwalkan tiba pukul 8.50. Bus datang dan berangkat seperti jadwal dengan simpangan akurasi 5menit, sehingga segala sesuatu menjadi lebih mudah untuk saya. Bus no 10 tujuan Darwin city pun tiba. Apesnya, saya lupa uang saya masih dalam pecahan besar. Jadi tidak heran untuk kali ini saya, Sarah, dan 1 org traveler wanita yg ternyata juga berasal dr Jerman, harus 'diusir' oleh supir bus untuk menukar uang dengan pecahan kecil. Kami pun masuk ke Casuarina Square Shopping Center (bangunannya terintegrasi dengan terminal) dan untungnya pagi itu ada toko yang buka dan dengan baik hati seorang ncik2 bersedia menukarkan uang kami dengan pecahan kecil (tanpa kami harus membeli produk).
Sukses mendapatkan uang pecahan kecil, kami menunggu lagi bus dengan no rute yg sama pukul 09.20. Bus datang, saya pun menyerahkan uang lembaran 5A$ dan minta beli daily ticket pass. Tapi entah si supir ga ngeh atau menggeneralisasi semua penumpang, saya nalah dikasih tiket untk 3 jam dan dikrmbaliin uang 3A$. Yasudlah. Kertas kuning tertulis tanggal dan jam saya naik bus pun diberikan. Darwin memang kota yang sepi (dan saya rasa visitor lah yang bikin ramai). Rumah yang dilewati bertipe kuno seperti di film2 jaman dulu spt Kiss me, dll). Seperti yang saya bilang, saya tidak punya itinerary khusus dan jujur saya tidak tahu mau turun di mana. Tapi biarkanlah insting wanderlust saya bekerja.
Dan benar, setelah mata saya melihat gedubg Visitor Information Center, saya pyb turun di pemberhentian selanjutnya (yang ternyata memang pemberhentian terakhir bus tsb, yaitu Darwin City).
Dengan backpack msh di punggung, saya langsung berfoto ria di dpn Brown's Mart, tempat pertambangan yg beralih fungsi mjd teater. Ternyata ada rombongan kwluarga juga dr Indonesia. Di sekitar banyak spot berdekatan untuk dikunjungi seperti Town Hall ruin, State Square, Christ Church Cathedral,Darwin Waterfront, dan Civic Square. Karena hari semakin panas, saya numpang ngadem di Visitor Information Center. Banyak pamflet dan info yg ditawarkan, bahkan paket tur yg tersedia! Petugas pun siap menjawab. Wah, ternyata pikiran saya selama di Indo ttg minimnya info mengenai wisata di darwin salah besar!
Berhubung free wiFi sgt jarang, saya berniat membeli simcard yg applicable dengan Tab saya. Sesuai rekomendasi teman, saya membeli prepaid simcard Telstra di The Mall. Herannya, untk hal ini saya ngantri hampir 1 jam!
Setelah Simcard terpasang dan bisa eksis di dunia maya, saya mengunjungi Crocosaurus Cove. Tiketnya mahal dan menurut saya ga worth it :(
Dari situ saya mengunjungi Chinese temple n museum. Sesuai rekomendasi teman, saya mengunjungi Mindil beach sunset market yang buka dari jam 4. Di sini saya dilema karena jam menunjukan pukul 3,tapi saya juga mau mengunjungi Museum and aet gallwry of the NT yg terletak dekat Fannie Bay. Belum makan seharian, saya membeli burger isi daging buaya dan smoothies mangga. Bus sampai di bandara dan saya tidur menunggu flight esok pagi untuk ke Melbourne yang akan berangkat pukul 07.15

Saturday, August 27, 2011

Transit di Bali, menginap di bandara Ngurah Rai

Belum packing
Belum bikin itinerary
Belum ngumpul passion traveling

Apa yang terjadi dengan saya? Entahlah. Tapi satu hal yang pasti selama 8 hari ke depan mulai hari ini saya akan mengeksplorasi 4 tempat tujuan wisata (Darwin, Melbourne, Sydney, dan Bali). Malam sebelumnya saya cukup lelah dan tidak fokus untuk menyusun itinerary. Ditambah lagi teman saya (Dento) yang berencana akan pergi bersama saya menyatakan undur diri (baca: cancel) 2 hari sebelum keberangkatan. Ha! Antara senang dan sedih. Senang karena akhirnya 'my wishy washy friend' bisa ambil keputusan berdasarkan prioritas: lebih memilih lebaran bersama keluarga daripada backpackin ke luar negeri. Selain itu akhirnya saya bisa merasakan sensasi solo backpacking (Well, dulu juga pernah sih waktu ke Phuket tapi cuma 3 hari, dan di sana ketemu teman dari Indo juga. Alhasil, sensasi kurang berasa). Sedihnya karena ngebayangin kerugian yang dialami teman saya (tiket2 yang udah dibeli dan permohonan visa yang diapprove). Udah gitu, siapa dong yang bakal foto saya selama backpacking? (dilema solo backpacker) *sigh

Well, whatever it is, the show must go on. Bangun pagi, setelah doa dan saat teduh, saya pantengin layar laptop berusaha mencari info mengenai Darwin. Ya, di antara 4 tempat yang akan dituju, saya minim info tentang Darwin. Sebenarnya ga separah itu juga. Ada beberapa info dari website resmi Darwin and the top end Australia. Ada juga rekomendasi dan share perjalanan tentang Darwin. Tapi tapi.. Oke, saya dilema karena hanya punya 1 hari di Darwin! Ditambah lagi pemberitahuan menjengkelkan dari Airasia tentang delay keberangkatan dari pukul 23.50 jadi 02.20 (next day) sehingga sampai di Darwin yang harusnya jam 4 jadi jam 6.30. Padahal saya tertarik ikut tour Kakadu National park (harus pake tour karena 3 jam dari Darwin dan tidak ada akses umum ke sana selain carter mobil 4WD atau ikut tour). Grrhh..

Untuk menuju Denpasar tempat saya transit, saya naik Garuda Citilink A080 pukul 11.45. Dan pesawat delay 2,5 jam pula! Tiba di Denpasar (dengan waktu 1 jam lebih cepat dari Jakarta) pukul 16.30 WITA. Aduh, kumaha iye? Rencana keliling Kuta dan Seminyak saat transit pun batal. Lebih baik stay di bandara: save energy, save money. Selamat menjamur di bandara! (10 jam book!)

Ok! So, what should I do now? Cari terminal keberangkatan internasional! Ternyata mudah dan tidak terlalu jauh. Keluar dari terminal kedatangan domestik belok kiri, ikuti petunjuk, sekitar 300 meter sudah sampai di terminal keberangkatan internasional. Saya belum bikin itinerary untuk ke Bali, sama sekali! Dan ironisnya, setiba saya di bandara ini tidak seperti kebanyakan bandara yang banyak menyediakan pamflet parowosata dan turnya, di Denpasar pamflet kebanyakan penawaran rental mobil! Ahaha! *ketawa+miris. Rata-rata menawarkan rental per 5-6 jam, dengan supir dan bbm seharga 250-350rb. Tergantung tipe mobil. Mudah-mudahan ada yang tersindir dengan blog saya ini dan melalukan perubahan yang lebih baik *no offense ;)

Sejenak setelah mengaktifkan kembali Blackberry saya, ternyata ada mention.twitter dari @milkayeanne. Dia menjawab pertanyaan saya tentang Darwin karena dia baru pulang dari Darwin 2 minggu lalu dan 6 hari di sana! Happy me! Serunya media twitter memperts

Dan saya pun haus. Nama boleh keren, naik Garuda. Tapi yang citilink cyiin.. Which means budgeted airlines, ga dikasih aer ama roti yg kaya biasa itu. Huhuu.. Gara-gara penasaran nyari terminal keberangkatan, saya melewati Alfamart yang persis di pintu keluar sebelah kanan terminal kedatangan domestik. Alhasil saya membeli aqua (3.500 IDR) dan roti coklat (7.500 IDR) di Circle K *mahal cyiinn.. Melipir di pinggiran, duduk mojok sambil menikmati makanan, saya pun browsing dengan Tab kesayangan.

Tidak terasa sudah 2 jam, perut pun menjerit minta sesajen. Saya memutuskan makan di Dapoer. Terpancing harga termurah yang dipampang di depan, saya memilih gado-gado (tertulis 14.000 IDR, tapi ternyata pake lontong jadi 19.000 IDR)dan kelapa utuh (8.000 IDR). Kembali browsing, bbm-an, twitteran (social networkin does help!).

Tiga jam sebelum keberangkatan saya check-in dan menuju gate 9. Ternyata banyak juga penumpang budgeted airlines yang rela menunggu oesawat di jam abnormal demi harga tiket yang murah seperti saya. Jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Mau tidur, tanggung. Takut ketinggalan pesawat saking pulasnya. Kalo ga tidur, ngantuk sangat. Bersyukur ada twitter yang menyatukan orang2 yang masih on jam segitu. Saya pun tetap terjaga sambil bergurau dengan teman2 saya di twitter. Tepat pukul 02.20, Airasia QZ 8236 pun terbang dan saya tertidur lelap.