Sunday, August 28, 2011

Mengelilingi kota Darwin

Tiga jam saya tidur terlelap di pesawat. Tiba di Darwin pukul 06.30 (2,5 jam lebih cepat dari Jakarta) dengan suhu 20 derajat. Imigrasi di Australia tergolong lancar. Kurang daro 5 menit, saya keluar dari terminal kedatangan internasional Darwin airport.
Saya menuju toilet untuk berbenah diri (karena seharian ga mandi). Setelah it saya menuju visitor booth dan mengambil 1 booklet yang menurut saya lengkap dan cukup menjadi guide saya 1 hari full. Saya bertanya tentang public shuttle bus tjuan Darwin city. Seperti yang dijelaskan, saya harus melewati car parking. Tapi kok ga ada tanda-tanda shuttle bus? Sebelum saya memutar balik, saya bertemu dengan seorang wanita yang ternyata dia juga sedang mencari shuttle bus! Ok, kita sama! *toss dulu ah! Tak jauh dari situ ada sepasang kekasih sedang duduk2 di atas tanah. Kami pun bertanya dan ternyata shuttle bus hanya ditandai tidak lebih dari 1 palang besi yang tertancap di tanah! -,-
Seperti penjelasn petugas sebelumnya, bus akan tiba pukul 8.20. Masih harus menunggu 1 jam lagi. Saya pun ngobrol dengan wanita yang saya temui tadi. Namanya Sarah, 28th, asal Jerman. Sebelum ke Darwin dia menetap 4bln di Lombok dan bekerja di sana sebagai manager restoran di sana (dan bahkan akhirnya punya kekasih orang lokal!). Ini tahun ketiganya setelah dua tahun traveling ke negara2 Asia seperti Vietnam, Thailand, dll.
Bus yang kami tunggu pun datang (nomor rute 3). Di Darwin tarif bus adalah 2A$ untuk perjalanan selama 3 jam, 5A$ untuk perjalanan selama sehari, 50c untuk manula, dan 15A$ untuk perjalanan selama seminggu. Karna pas di Indo saya hanya punya pecahan 100A$ dr Indo, saya pun membayar dengan pecahan tersebut. Sarah juga mengalami hal yang sama dengan saya. Ternyata si supir tidak punya uang kembalian (kl kata supir angkot di Jkt: "baru narik saya neng"). Untnglah si supir maklum dan mengijinkan saya naik bus. Sekitar 15 menit kami pun sampai di interchange Casuarina.
Kami menunggu bus yg dijadwalkan tiba pukul 8.50. Bus datang dan berangkat seperti jadwal dengan simpangan akurasi 5menit, sehingga segala sesuatu menjadi lebih mudah untuk saya. Bus no 10 tujuan Darwin city pun tiba. Apesnya, saya lupa uang saya masih dalam pecahan besar. Jadi tidak heran untuk kali ini saya, Sarah, dan 1 org traveler wanita yg ternyata juga berasal dr Jerman, harus 'diusir' oleh supir bus untuk menukar uang dengan pecahan kecil. Kami pun masuk ke Casuarina Square Shopping Center (bangunannya terintegrasi dengan terminal) dan untungnya pagi itu ada toko yang buka dan dengan baik hati seorang ncik2 bersedia menukarkan uang kami dengan pecahan kecil (tanpa kami harus membeli produk).
Sukses mendapatkan uang pecahan kecil, kami menunggu lagi bus dengan no rute yg sama pukul 09.20. Bus datang, saya pun menyerahkan uang lembaran 5A$ dan minta beli daily ticket pass. Tapi entah si supir ga ngeh atau menggeneralisasi semua penumpang, saya nalah dikasih tiket untk 3 jam dan dikrmbaliin uang 3A$. Yasudlah. Kertas kuning tertulis tanggal dan jam saya naik bus pun diberikan. Darwin memang kota yang sepi (dan saya rasa visitor lah yang bikin ramai). Rumah yang dilewati bertipe kuno seperti di film2 jaman dulu spt Kiss me, dll). Seperti yang saya bilang, saya tidak punya itinerary khusus dan jujur saya tidak tahu mau turun di mana. Tapi biarkanlah insting wanderlust saya bekerja.
Dan benar, setelah mata saya melihat gedubg Visitor Information Center, saya pyb turun di pemberhentian selanjutnya (yang ternyata memang pemberhentian terakhir bus tsb, yaitu Darwin City).
Dengan backpack msh di punggung, saya langsung berfoto ria di dpn Brown's Mart, tempat pertambangan yg beralih fungsi mjd teater. Ternyata ada rombongan kwluarga juga dr Indonesia. Di sekitar banyak spot berdekatan untuk dikunjungi seperti Town Hall ruin, State Square, Christ Church Cathedral,Darwin Waterfront, dan Civic Square. Karena hari semakin panas, saya numpang ngadem di Visitor Information Center. Banyak pamflet dan info yg ditawarkan, bahkan paket tur yg tersedia! Petugas pun siap menjawab. Wah, ternyata pikiran saya selama di Indo ttg minimnya info mengenai wisata di darwin salah besar!
Berhubung free wiFi sgt jarang, saya berniat membeli simcard yg applicable dengan Tab saya. Sesuai rekomendasi teman, saya membeli prepaid simcard Telstra di The Mall. Herannya, untk hal ini saya ngantri hampir 1 jam!
Setelah Simcard terpasang dan bisa eksis di dunia maya, saya mengunjungi Crocosaurus Cove. Tiketnya mahal dan menurut saya ga worth it :(
Dari situ saya mengunjungi Chinese temple n museum. Sesuai rekomendasi teman, saya mengunjungi Mindil beach sunset market yang buka dari jam 4. Di sini saya dilema karena jam menunjukan pukul 3,tapi saya juga mau mengunjungi Museum and aet gallwry of the NT yg terletak dekat Fannie Bay. Belum makan seharian, saya membeli burger isi daging buaya dan smoothies mangga. Bus sampai di bandara dan saya tidur menunggu flight esok pagi untuk ke Melbourne yang akan berangkat pukul 07.15

1 comment:

  1. haha kebetulan saya tinggal di darwin lho.

    http://www.haikaladlan.com/

    ReplyDelete