Saturday, August 27, 2011

Transit di Bali, menginap di bandara Ngurah Rai

Belum packing
Belum bikin itinerary
Belum ngumpul passion traveling

Apa yang terjadi dengan saya? Entahlah. Tapi satu hal yang pasti selama 8 hari ke depan mulai hari ini saya akan mengeksplorasi 4 tempat tujuan wisata (Darwin, Melbourne, Sydney, dan Bali). Malam sebelumnya saya cukup lelah dan tidak fokus untuk menyusun itinerary. Ditambah lagi teman saya (Dento) yang berencana akan pergi bersama saya menyatakan undur diri (baca: cancel) 2 hari sebelum keberangkatan. Ha! Antara senang dan sedih. Senang karena akhirnya 'my wishy washy friend' bisa ambil keputusan berdasarkan prioritas: lebih memilih lebaran bersama keluarga daripada backpackin ke luar negeri. Selain itu akhirnya saya bisa merasakan sensasi solo backpacking (Well, dulu juga pernah sih waktu ke Phuket tapi cuma 3 hari, dan di sana ketemu teman dari Indo juga. Alhasil, sensasi kurang berasa). Sedihnya karena ngebayangin kerugian yang dialami teman saya (tiket2 yang udah dibeli dan permohonan visa yang diapprove). Udah gitu, siapa dong yang bakal foto saya selama backpacking? (dilema solo backpacker) *sigh

Well, whatever it is, the show must go on. Bangun pagi, setelah doa dan saat teduh, saya pantengin layar laptop berusaha mencari info mengenai Darwin. Ya, di antara 4 tempat yang akan dituju, saya minim info tentang Darwin. Sebenarnya ga separah itu juga. Ada beberapa info dari website resmi Darwin and the top end Australia. Ada juga rekomendasi dan share perjalanan tentang Darwin. Tapi tapi.. Oke, saya dilema karena hanya punya 1 hari di Darwin! Ditambah lagi pemberitahuan menjengkelkan dari Airasia tentang delay keberangkatan dari pukul 23.50 jadi 02.20 (next day) sehingga sampai di Darwin yang harusnya jam 4 jadi jam 6.30. Padahal saya tertarik ikut tour Kakadu National park (harus pake tour karena 3 jam dari Darwin dan tidak ada akses umum ke sana selain carter mobil 4WD atau ikut tour). Grrhh..

Untuk menuju Denpasar tempat saya transit, saya naik Garuda Citilink A080 pukul 11.45. Dan pesawat delay 2,5 jam pula! Tiba di Denpasar (dengan waktu 1 jam lebih cepat dari Jakarta) pukul 16.30 WITA. Aduh, kumaha iye? Rencana keliling Kuta dan Seminyak saat transit pun batal. Lebih baik stay di bandara: save energy, save money. Selamat menjamur di bandara! (10 jam book!)

Ok! So, what should I do now? Cari terminal keberangkatan internasional! Ternyata mudah dan tidak terlalu jauh. Keluar dari terminal kedatangan domestik belok kiri, ikuti petunjuk, sekitar 300 meter sudah sampai di terminal keberangkatan internasional. Saya belum bikin itinerary untuk ke Bali, sama sekali! Dan ironisnya, setiba saya di bandara ini tidak seperti kebanyakan bandara yang banyak menyediakan pamflet parowosata dan turnya, di Denpasar pamflet kebanyakan penawaran rental mobil! Ahaha! *ketawa+miris. Rata-rata menawarkan rental per 5-6 jam, dengan supir dan bbm seharga 250-350rb. Tergantung tipe mobil. Mudah-mudahan ada yang tersindir dengan blog saya ini dan melalukan perubahan yang lebih baik *no offense ;)

Sejenak setelah mengaktifkan kembali Blackberry saya, ternyata ada mention.twitter dari @milkayeanne. Dia menjawab pertanyaan saya tentang Darwin karena dia baru pulang dari Darwin 2 minggu lalu dan 6 hari di sana! Happy me! Serunya media twitter memperts

Dan saya pun haus. Nama boleh keren, naik Garuda. Tapi yang citilink cyiin.. Which means budgeted airlines, ga dikasih aer ama roti yg kaya biasa itu. Huhuu.. Gara-gara penasaran nyari terminal keberangkatan, saya melewati Alfamart yang persis di pintu keluar sebelah kanan terminal kedatangan domestik. Alhasil saya membeli aqua (3.500 IDR) dan roti coklat (7.500 IDR) di Circle K *mahal cyiinn.. Melipir di pinggiran, duduk mojok sambil menikmati makanan, saya pun browsing dengan Tab kesayangan.

Tidak terasa sudah 2 jam, perut pun menjerit minta sesajen. Saya memutuskan makan di Dapoer. Terpancing harga termurah yang dipampang di depan, saya memilih gado-gado (tertulis 14.000 IDR, tapi ternyata pake lontong jadi 19.000 IDR)dan kelapa utuh (8.000 IDR). Kembali browsing, bbm-an, twitteran (social networkin does help!).

Tiga jam sebelum keberangkatan saya check-in dan menuju gate 9. Ternyata banyak juga penumpang budgeted airlines yang rela menunggu oesawat di jam abnormal demi harga tiket yang murah seperti saya. Jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Mau tidur, tanggung. Takut ketinggalan pesawat saking pulasnya. Kalo ga tidur, ngantuk sangat. Bersyukur ada twitter yang menyatukan orang2 yang masih on jam segitu. Saya pun tetap terjaga sambil bergurau dengan teman2 saya di twitter. Tepat pukul 02.20, Airasia QZ 8236 pun terbang dan saya tertidur lelap.

No comments:

Post a Comment