Saya terbangun pukul 4 subuh waktu Darwin. Semalaman tidur di kursi lobby bandara Darwin tidak memberi tidur yang berkualitas memang. Cuci muka dan berganti pakaian (tanpa mandi), saya pun check in di mesin self check-in Jetstar untuk flight JQ62 tujuan Melbourne-Tullamarine. Setelah melewati screening, saya bergegas ke gate 4A. Lucunya, setelah melihat tulisan 4A, ada pintu di sit dan saya berusaha masuk dengan menekan tombol. Ternyata kita harus menunggu petugas dulu saat boarding untuk masuk ke pintu itu! Pantesan bule2 pada ngeliatin saya yang dengan pedenya berusaha melewati pintu saat menekan tombol. Bikin malu! X_x
Pukul 06.45 boarding, dan saya masuk ke pesawat Airbus A310 di kursi 22A. Karna waktu tempuh cukup lama, saya pun memutuskan untuk tidur selama penerbangan. Empat jam sepuluh menit berlalu, saya tiba di Tullamarine (beda waktu setengah jam lebih cepat dari Darwin, atau 3 jam lebih cepat dari Jakarta). Seperti biasa saya langsung menuju pusat informasi untuk bertanya atau mengambil brosur yang diperlukan selama perjalanan. Selain dengan taksi, dari bandara menuju pusat kota bisa ditempuh dengan Skybus (skybus.com.au) yang berangkat setiap 10 menit 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Untk sekali jalan harganya 16 A$, dan kalo beli return lebih murah, yakni 26A$. Saya beli tiket returns. Perjalanan dari bandara menuju Southern Cross station (end point Skybus) adalah 20 menit.
Mengingatkan kembali, saya tidak punya itinerary wajib yang harus dilakukan. Palingan nanti malam saya harus ke Moreland Road, Brunswick, uniy senior saya yg sedang S2 karena saya numpang menginap di sana. Saya pun menuju information center dan memutuskan sightseeing dengan Frer Melbourne City Tourist shuttle. Begitu keluar Southern cross station bbbrrr! Dingin euy! Tapi yang pasto saya terpana. Gedung-gedung klasik dengan gagah berdiri menawan hati saya. Karena kebetulan saat itu sedang istirahat siang, srpanjang jalan saya melihat orang-orang kantoran lalu lalang keluar masuk satu toko ke toko lain. Dan wow! Trem! Sooo classic! Dalam waktu sepersekian detik, kota ini mempesona saya. Saya langsung jatuh cinta dengan kota Melbourne!
Menyusuri Collins street, saya mencari titik pemberhentian free vus service, namun tidak ketemu. Saya ga ngeh kalo sebenarnya saya bisa naik city circle tram, trem gratis yang akan membawa saya keliling kota.
Kruyuukk..
Saya baru ingat belum makan seharian. Bingung juga mau makan di mana. Di salah satu sudut saya melihat orang keluar masuk food court. Yang namanya food court, pasti lebih murah daripada toko makanan independen. Pikir saya. Setelah masuk, dugaan saya ternyata salahb makanan di sana rata rata belasan dolar! Saya pun memilih paket yang paling murah: pasta. Ada banyak pilihan makanan di sana. Apalagi makanan Asia seperti Chinese food atau Thai food. Tapi masa iya jauh-jauh ke sini saya makan yang kaya begitu? Saya memesan seporsi pasta ukuran kecil. Tapi benar2 di Oz porsi makanan serba besar. Saya yang biasa perut karet di Indo aja sampe ga abis makan sepiring pasta porsi small! Tanpa membuang waktu, saya melanjutkan perjalanan saya. Melewati Melbourne aquarium, Enterprize park, Kings bridge, Crown entertainment complex, saya pun akhirnya menyadari berkeliling kota dapat ditempub dengan berjalan kaki. Semua tampak befitu jelas dan mudah dibaca dengan peta. Melewati Melbourne exhibition centre dan menyerangi Yarra river melalui Spencer bridge, saya masuk ke Immigration museum. Saya suka keluar masuk museum dan melihat bagaimana suatu kota menyimpan sejarah suatu hal. Keluar dari immigration center, saya baru sadar saya sudah di Flinders street. Berarti sebentar lagi saya bisa sampai ke Flinders street station yang terkenal itu! Dan benar! Hiruk pikuk orang berlalu lalang di depan stasiun dan saya sampai di Melbourne Visitor center yan berada tepat di depan Flinders station. Oh my! Seru bgt tempatnya! Berbagai brosur n pamflet terpampang dengan rapi. Daya mengutak atik touch screen yang ada. Keluar nomor antrian! Kirain spt touch screen yang ada di kantor pajak berisi informasi. Ternyata itu untuk mengambil nomor antrian konsultasi. Dan tak lama kemudian nomor saya dipanggil! Untunglah saya punya pertanyaan penting. Saya pun bertanya bagaimana caranya supaya saya bisa sampai ke alamat unit teman saya yang ada di Moreland road., Brunswick. Dengan sabar dan detil, bapak-bapak tua yang bertugas memberi tau nomor trem yang harus saya naiki. Saya pun membeli Metcard untuk 2 jam. Oia, untk transportasi di Melbourne, semua terintegrasi dengan Metcard/Myki. Saya berkeliling melihat souvenir. Kebetulan Tab dan BB saya mati. Semua karena saya tidak teliti karena membawa colokan untuk S'pore dan sejenisnya, ga applicable untuk colokan di Oz ato NZ. Karena minimnya free wiFi, saya pun ke internet cafe dengan membayar 2A$ untuk 10 menit pemakaian internet (mahal bgt! Huhuu). Dan lucunya, saya nambah untuk 10 menit berikutnya!
Dari visitor center, saya menyeberangi Flinders street dan masuk ke St. Paul church. Bagus banget! Sayang saya jalan sendiri, kalau tidak pasti puas banget foto2 (ga mungkin kan tiap pengen foto minta tlg org lewat? Bakal brp org yg gw minta coba?). Selesai puas berfoto ria di St.Paul church, saya penasaran dengan City library yanv tidak jauh dari situ. Ternyata cukup dekat dan wow! Asik banget! Buat pecinta buku kaya saya,masuk ke City librarydi Melbourne bagaikan ke surga! Buku-buku mulai dari fiksi non fiksi, untuk belajat bahasa, memasak, novel, sejarah, bahkan sampai CD dan DVD ada dan dapat dipinjam gratis. Saya berkelilibg sambil ngiler membayangkan kalo saya jd Melbournian. Entah kerasukan apa, saya datangi petugas dan bertanya apakah saya boleh jadi member? Tnyata bisa! Yeay! *nari kecak di tempat.
Yang perlu sayalakukan hanya mengisi registrasi di layar komputer seperti mendaftar email. Setelah itu saya harus mencatat nomor register yang harus saya berikan ke help desk dan dalam hotngan detik: viola! Member card saya langsung jadi! Hore!
Berhubung saya tidsk bisa menunjukan bukti rekening koran atau apapun yang memberikan info keuangan saya, saya hanya dapat meminjam 2 buku per hari. Tapi kalo bisa? Saya bisa pinjam sampai 50 buku! Tiap buku dipinjam untuk sehari dan dapat diperpanjang melalui online. Kalo terlambat ada denda 1,3 dolar per buku per hari. Saya pun tidak membuang waktu dan karna kalap juga akhirnya saya mengambil satu buku toeic dan satu novel. Senangnya! Berasa jadi Melbournian! Bayangin kl saya jalan jalan ikut tur. Mana mungkin bisa begini? Hehee
Karna waktu sudah hampir gelap, saya memutuskan untuk mengakhiri sightseeing hari itu dan bersiap menuju rumah teman saya. Kalo uda gelap, makin gaswat nyasarnya cyiinn.. Saya pun menuju tram shuttle deoan Flinders station. No 19. Ternyata Moreland road ada di stop no 28. Dan sedihnya tidak semua stop ada tulisan nomor pemverhentiannya! Oke, saya menghela nafas dan berdoa. Percaya sama yang di atas def. Everything's gonna be alrighy. Tram melewati Swanston streey dan Univ of Melb. Oh my! Turun di mana ini? Mendekati subway jalanan makin sepi. Untunglah mata saya aws dan saya mrlirik ke salah satu plang toko bertliskan moreland road. Saya berhenti di stop beriutnya. Sambil meligat peta, saya bertanya di mana nomor alamat yg daya tuju. Ya kali mereka tau, rata rata ga apal.juga! Saya pun telusuri setiap jalan danlega mendapati angka yang hampir sama seperti yang saya tuju. But wait! Di mana 122? Abis 121 kok 123? Ya ampun, tnyata untuk angka genap ada di sudut kanan dan ganjil di sudut kiri. Depi depiii.. Saya pun menyeberang dan ternyata angka tersebut sudah lewat kauh. Huha!
Pintu terkunci dan saya tidak tahu bagaimana caranya untuk masuk. Ga ada bel pula! Untunglah ada telepon umum. Tp hrs pake Telstra card! Makjam! Untunglah sy menyisakan beberapa persen sisa hidup Tab saya. Dan sambil berharap kartu Telstra di Tab saya sudah dpaat figunakan, saya menghubungi mas Arie. Eh, nyambung! Syukurlah! Mas Arie sedang kuliah ternyata. Untung istrinya, mbak Ayu ada di rumah. Dan saya sampai di tempat saya bermalam selama saya di Melbourne. Yeay!
Pukul 06.45 boarding, dan saya masuk ke pesawat Airbus A310 di kursi 22A. Karna waktu tempuh cukup lama, saya pun memutuskan untuk tidur selama penerbangan. Empat jam sepuluh menit berlalu, saya tiba di Tullamarine (beda waktu setengah jam lebih cepat dari Darwin, atau 3 jam lebih cepat dari Jakarta). Seperti biasa saya langsung menuju pusat informasi untuk bertanya atau mengambil brosur yang diperlukan selama perjalanan. Selain dengan taksi, dari bandara menuju pusat kota bisa ditempuh dengan Skybus (skybus.com.au) yang berangkat setiap 10 menit 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Untk sekali jalan harganya 16 A$, dan kalo beli return lebih murah, yakni 26A$. Saya beli tiket returns. Perjalanan dari bandara menuju Southern Cross station (end point Skybus) adalah 20 menit.
Mengingatkan kembali, saya tidak punya itinerary wajib yang harus dilakukan. Palingan nanti malam saya harus ke Moreland Road, Brunswick, uniy senior saya yg sedang S2 karena saya numpang menginap di sana. Saya pun menuju information center dan memutuskan sightseeing dengan Frer Melbourne City Tourist shuttle. Begitu keluar Southern cross station bbbrrr! Dingin euy! Tapi yang pasto saya terpana. Gedung-gedung klasik dengan gagah berdiri menawan hati saya. Karena kebetulan saat itu sedang istirahat siang, srpanjang jalan saya melihat orang-orang kantoran lalu lalang keluar masuk satu toko ke toko lain. Dan wow! Trem! Sooo classic! Dalam waktu sepersekian detik, kota ini mempesona saya. Saya langsung jatuh cinta dengan kota Melbourne!
Menyusuri Collins street, saya mencari titik pemberhentian free vus service, namun tidak ketemu. Saya ga ngeh kalo sebenarnya saya bisa naik city circle tram, trem gratis yang akan membawa saya keliling kota.
Kruyuukk..
Saya baru ingat belum makan seharian. Bingung juga mau makan di mana. Di salah satu sudut saya melihat orang keluar masuk food court. Yang namanya food court, pasti lebih murah daripada toko makanan independen. Pikir saya. Setelah masuk, dugaan saya ternyata salahb makanan di sana rata rata belasan dolar! Saya pun memilih paket yang paling murah: pasta. Ada banyak pilihan makanan di sana. Apalagi makanan Asia seperti Chinese food atau Thai food. Tapi masa iya jauh-jauh ke sini saya makan yang kaya begitu? Saya memesan seporsi pasta ukuran kecil. Tapi benar2 di Oz porsi makanan serba besar. Saya yang biasa perut karet di Indo aja sampe ga abis makan sepiring pasta porsi small! Tanpa membuang waktu, saya melanjutkan perjalanan saya. Melewati Melbourne aquarium, Enterprize park, Kings bridge, Crown entertainment complex, saya pun akhirnya menyadari berkeliling kota dapat ditempub dengan berjalan kaki. Semua tampak befitu jelas dan mudah dibaca dengan peta. Melewati Melbourne exhibition centre dan menyerangi Yarra river melalui Spencer bridge, saya masuk ke Immigration museum. Saya suka keluar masuk museum dan melihat bagaimana suatu kota menyimpan sejarah suatu hal. Keluar dari immigration center, saya baru sadar saya sudah di Flinders street. Berarti sebentar lagi saya bisa sampai ke Flinders street station yang terkenal itu! Dan benar! Hiruk pikuk orang berlalu lalang di depan stasiun dan saya sampai di Melbourne Visitor center yan berada tepat di depan Flinders station. Oh my! Seru bgt tempatnya! Berbagai brosur n pamflet terpampang dengan rapi. Daya mengutak atik touch screen yang ada. Keluar nomor antrian! Kirain spt touch screen yang ada di kantor pajak berisi informasi. Ternyata itu untuk mengambil nomor antrian konsultasi. Dan tak lama kemudian nomor saya dipanggil! Untunglah saya punya pertanyaan penting. Saya pun bertanya bagaimana caranya supaya saya bisa sampai ke alamat unit teman saya yang ada di Moreland road., Brunswick. Dengan sabar dan detil, bapak-bapak tua yang bertugas memberi tau nomor trem yang harus saya naiki. Saya pun membeli Metcard untuk 2 jam. Oia, untk transportasi di Melbourne, semua terintegrasi dengan Metcard/Myki. Saya berkeliling melihat souvenir. Kebetulan Tab dan BB saya mati. Semua karena saya tidak teliti karena membawa colokan untuk S'pore dan sejenisnya, ga applicable untuk colokan di Oz ato NZ. Karena minimnya free wiFi, saya pun ke internet cafe dengan membayar 2A$ untuk 10 menit pemakaian internet (mahal bgt! Huhuu). Dan lucunya, saya nambah untuk 10 menit berikutnya!
Dari visitor center, saya menyeberangi Flinders street dan masuk ke St. Paul church. Bagus banget! Sayang saya jalan sendiri, kalau tidak pasti puas banget foto2 (ga mungkin kan tiap pengen foto minta tlg org lewat? Bakal brp org yg gw minta coba?). Selesai puas berfoto ria di St.Paul church, saya penasaran dengan City library yanv tidak jauh dari situ. Ternyata cukup dekat dan wow! Asik banget! Buat pecinta buku kaya saya,masuk ke City librarydi Melbourne bagaikan ke surga! Buku-buku mulai dari fiksi non fiksi, untuk belajat bahasa, memasak, novel, sejarah, bahkan sampai CD dan DVD ada dan dapat dipinjam gratis. Saya berkelilibg sambil ngiler membayangkan kalo saya jd Melbournian. Entah kerasukan apa, saya datangi petugas dan bertanya apakah saya boleh jadi member? Tnyata bisa! Yeay! *nari kecak di tempat.
Yang perlu sayalakukan hanya mengisi registrasi di layar komputer seperti mendaftar email. Setelah itu saya harus mencatat nomor register yang harus saya berikan ke help desk dan dalam hotngan detik: viola! Member card saya langsung jadi! Hore!
Berhubung saya tidsk bisa menunjukan bukti rekening koran atau apapun yang memberikan info keuangan saya, saya hanya dapat meminjam 2 buku per hari. Tapi kalo bisa? Saya bisa pinjam sampai 50 buku! Tiap buku dipinjam untuk sehari dan dapat diperpanjang melalui online. Kalo terlambat ada denda 1,3 dolar per buku per hari. Saya pun tidak membuang waktu dan karna kalap juga akhirnya saya mengambil satu buku toeic dan satu novel. Senangnya! Berasa jadi Melbournian! Bayangin kl saya jalan jalan ikut tur. Mana mungkin bisa begini? Hehee
Karna waktu sudah hampir gelap, saya memutuskan untuk mengakhiri sightseeing hari itu dan bersiap menuju rumah teman saya. Kalo uda gelap, makin gaswat nyasarnya cyiinn.. Saya pun menuju tram shuttle deoan Flinders station. No 19. Ternyata Moreland road ada di stop no 28. Dan sedihnya tidak semua stop ada tulisan nomor pemverhentiannya! Oke, saya menghela nafas dan berdoa. Percaya sama yang di atas def. Everything's gonna be alrighy. Tram melewati Swanston streey dan Univ of Melb. Oh my! Turun di mana ini? Mendekati subway jalanan makin sepi. Untunglah mata saya aws dan saya mrlirik ke salah satu plang toko bertliskan moreland road. Saya berhenti di stop beriutnya. Sambil meligat peta, saya bertanya di mana nomor alamat yg daya tuju. Ya kali mereka tau, rata rata ga apal.juga! Saya pun telusuri setiap jalan danlega mendapati angka yang hampir sama seperti yang saya tuju. But wait! Di mana 122? Abis 121 kok 123? Ya ampun, tnyata untuk angka genap ada di sudut kanan dan ganjil di sudut kiri. Depi depiii.. Saya pun menyeberang dan ternyata angka tersebut sudah lewat kauh. Huha!
Pintu terkunci dan saya tidak tahu bagaimana caranya untuk masuk. Ga ada bel pula! Untunglah ada telepon umum. Tp hrs pake Telstra card! Makjam! Untunglah sy menyisakan beberapa persen sisa hidup Tab saya. Dan sambil berharap kartu Telstra di Tab saya sudah dpaat figunakan, saya menghubungi mas Arie. Eh, nyambung! Syukurlah! Mas Arie sedang kuliah ternyata. Untung istrinya, mbak Ayu ada di rumah. Dan saya sampai di tempat saya bermalam selama saya di Melbourne. Yeay!
No comments:
Post a Comment