Saturday, March 19, 2011

An unusual way of welcoming a traveling

Di tengah-tengah kesibukan pelaporan SPT Masa dan SPT Tahunan, saya yang bertugas di TPT KPP Pratama Teluk Betung tiba-tiba mengingatkan diri sendiri: weekend ini trip ke Kuala Lumpur. Saya buka email yang saya terima dari Airasia berisi lembaran confirmed booking: S6CE76M. Beberapa bulan yang lalu saya rada kalap memang dengan penawaran tiket promo oleh maskapai terjangkau Airasia. Sebenarnya saya sudah beberapa kali mampir ke bandara LCCT Kuala Lumpur tersebut. Hanya saja untuk kepentingan transit. Jadi, kenapa saya memilih destinasi kali ini Kuala Lumpur? Simpel. Karena ini negara tetangga (masa yang paling deket belum pernah dieksplor?). Saya pun enggan merelakan cuti saya yang tersisa hanya untuk negara Asia Tenggara. Dan, saya butuh traveling murah! Jujur, kantong saya menipis setelah pulang dari Winter Korea trip. Dan saya harus mempersiapkan tabungan yang sehat demi keberhasilan mendapatkan visa Australia yang akan saya gunakan libur lebaran ini. Ribet kan? Uda melarat, masih pengen traveling! :p

Sebenarnya untuk tiap-tiap negara yang saya kunjungi, saya pastikan diri saya membawa misi khusus sebagai pokok doa keliling. Tapi entah untuk kali ini saya merasa terpacu untuk lebih berdoa untuk negara sendiri, karena Malaysia ternyata lebih maju dari Indonesia! Huks! Sakit rasanya. Hal ini saya sadari sewaktu saya dalam perjalanan transit dari Kuala Lumpur ke Singapore saat Winter Korea Trip kemarin. Kemajemukan bangsa ini tidak menjadi hambatan, malahan keberagamanlah yang memperkaya! Well, okay. Above is my preface actually.


Menjelang sore hari sebelum pulang kantor, tiba-tiba saya merasa kurang fit. Rasanya badan ini lemas dan rada demam. Saya pun buru-buru mengambil kesimpulan: gara-gara kemarin pulang malam dari KKR naik motor di tengah gerimis. Jarak dari lokasi KKR ke kos saya memang lumayan, sekitar 30 menit. Tapi entah bagaimana, tangan saya pun mengetik updates untuk account twitter saya: "Saya positif masuk angin, temans!" 

Beberapa menit kemudian saya pun ke toilet. Buang air besar, tapi encer! Hmm.. Seingat saya dulu mami saya pernah bilang kalo sakit dan buang air besar itu berarti bagus, mau sembuh. Oh, baiklah! Saya pegang kata-kata mami saya ini. Tapii.. Sekali lagi saya harus masuk ke toilet dan melakukan hal yang sama. Hiks! Sampai di kos, saya tidak mau berspekulasi. Saya vonis diri saya ini sedang sakit, namun hanya membutuhkan istirahat cukup dan konsumsi multivitamin. Setelah mandi dengan air hangat, saya pun terlelap di pukul 6 sore.

Saya terbangun. Kali ini bukan karena alarm, tapi karena perut mulas. Oh my! Seingat saya tujuh delapan kali saya terbangun untuk ke toilet dan buang air besar (and still in liquid). Akhirnya tahulah saya: DIARE. Heran, kenapa bisa diare ya? Saya pun mengingat-ingat apa saja yang saya makan hari itu. Dan tuduhan saya jatuh pada es cincau yang saya minum saat makan siang di AKA (padahal ditraktir mas arman lho!). Jumat pagi pun saya ijin ke atasan untuk istirahat di kos. Mau gimana lagi? Badan saya lemas to the max dan tidak bisa bekerja dengan maksimal. Puji Tuhan saya dikelilingi oleh teman-teman kantor yang luar biasa. Salah satunya mbak Wisma yang berbaik hati mengantar saya sampai kos dan mas Hendra yang membawa kendaraan. Sebelum sholat jumat, mereka pun menjemput saya kembali ke kantor. Tidak lupa saya bawa tas backpack saya. Ya, malam ini saya akan menyeberangi selat Sunda dari Bandar Lampung menuju Jakarta. Luar biasa! *ngomongnya sambil nangis*

Siang hari saya usahakan diri saya untuk dapat bekerja melayani wajib pajak di TPT. Dan sore hari pun tiba. Saya tetap harus bersyukur karena Tuhan menyediakan saya tumpangan ke Jakarta dengan mobil mas Arman, salah seorang fungsional di kantor. Kami berlima pun berangkat.

Dalam perjalanan saya berdoa kepada Tuhan untuk dapat sampai di rumah setidaknya pukul 3 pagi. Kenapa? Karena flight saya ke Kuala Lumpur jam 06.45 pagi! Dan sudah diketahui bahwa untuk penerbangan international paling lambat 45 menit harus sudah check-in. Hmm.. Biasanya kalo saya ke Jakarta sepulang dari kantor langsung, saya sampai di rumah kira-kira pukul 3-4 pagi. Tapi entah kenapa walau rasanya mulut ingin komat kamit untuk berdoa,  hati saya percaya bahwa semua ada dalam rencanaNya. Dan benar! Mukjizat nyata di saat kita percaya dan berdoa! Pukul 01.45 saya sampai di rumah. It's amazing, wasn't it? Padahal saya sudah membuat plan B dengan adik-adik saya kalo-kalo saya belum sampai di rumah jam 3 atau 4 pagi, kami akan bertemu di daerah Grogol dan langsung menuju bandara Soekarno Hatta (dan artinya saya tidak mandi dan langsung berangkat ke negara orang. Positif negara mengekspor PNS dekil!). Oh, HALELUYA! Saya pun menyempatkan diri saya packing dan tidur selama 1 jam. Dan untuk beberapa jam ke depan saya akan ada di negara lain! Ya, kali ini Jakarta menjadi tujuan transit untuk beberapa jam.

No comments:

Post a Comment