Sunday, March 20, 2011

Genting "in a rush"

Saya terpaksa keramas pagi ini walau kondisi badan sedang tidak fit. Mau gimana lagi? Rambut sudah terkontaminasi dengan minyak kayu putih yang saya oles semalam-malaman, dan saya akan traveling hari ini! Saya malas keramas di saat traveling.

Sudah pukul 04.00. Saya pastikan adik-adik saya, Fendi dan Vina sudah siap. Paspor, boarding pass (web check-in printed), hostel booking printed, baju untuk 2 hari, yup! Kami pun siap berangkat! Pamit dengan orang tua di toko, mami saya berdoa untuk kami sambil menumpangkan tangan: "Berkati anak-anak saya, ya Tuhan". Dalam setengah jam ke depan, kami pun sampai di Soekarno Hatta Internartional Airport (SHIA). Mobil kami parkir di parkir inap, bagian dari strategi kami untuk menghemat bensin dan uang supir yang akan mengantar jemput kami (sambil berharap tarif parkir ga mahal banget). Kami pun berlari-lari menuju terminal 2D (dan saya harus ke ATM mengambil uang untuk pajak bandara nanti). Puji Tuhan! Semua berjalan dengan lancar. Kami pun menunggu di ruang D1 dan tak lama kemudian masuk ke pesawat QZ 7690. Tepat di pukul 06.25 pesawat take off.

Untunglah saya familiar dengan bandara LCCT. Walau persiapan traveling kali ini sangat minim (menggali informasi hanya sehari sebelum), tidak sulit untuk mendapat gambaran bagaimana kami akan mencapai Genting hari ini. Ya, hari pertama saya merencanakan ke Genting Highlands. Daerah dataran tinggi yang ditempuh kira-kira 1 jam dari KL Sentral ini sebenarnya tujuan utama kami ke Kuala Lumpur. Tepat di pintu keluar LCCT sebelah kiri, kami membeli tiket Aero bus 8 RM untuk tujuan LCCT-KL Sentral. Sebenarnya ada opsi naik bis langsung ke Genting dari LCCT. Hanya saja selain harganya jauh lebih mahal: 35 RM, juga tidak naik sky way cable car (kereta gantung). Padahal kami justru ingin mencoba naik sky way (dan untungnya saat itu sedang tidak di-maintenance). Sebenarnya ada opsi naik sky way pas pulang. Tapi sekali lagi, pertimbangan kami karena pulangnya kami mengejar waktu untuk sempat ke Twin Tower Petronas dan Bukit Bintang, dan ternyata bus langsung ke Genting harus kami tunggu 1 jam lagi, pilihan kami tidak goyah untuk tetap jatuh kepada aerobus.

Naik ke aerobus, untungnya penumpang sudah 80% penuh. Dari info yang saya baca di milis, paling malas naik aerobus ini karena biasa "ngetem" bisa-bisa sampai 1 jam. Intinya menunggu penumpang sampai penuh. Saya juga pernah mengalaminya. Sesampainya saya dari Incheon ke LCCT, saya yang harus ke KL Sentral dengan aerobus ini menunggu 1 jam untuk bus berangkat. Tapi memang saat itu masih pukul 6 pagi. Mungkin karena penumpang jarang juga, jadinya harus menunggu lama. Tapi kali ini, kira-kira 5 menit kemudian bus berangkat. Tiba di KL Sentral, kami mencoba ke loket bus Genting express. Ternyata tiket habis. Bus selanjutnya ada pukul 3 sore. Waduh! Untunglah saya ingat ada alternatif yang bahkan lebih efisien baik waktu maupun uang. Ya, kami naik LRT ke terminal Putra (2,4 RM). Terminal Putra ini kebetulan stesen akhir LRT, jadi sudah di luar kota dan dapat menghindari kemacetan. Tepat jam 12 kami pun sampai dan membeli tiket bus express Genting (8,5 RM, include sky way 5RM). Awalnya kami tidak tau loket bus ada di sebelah kiri. Melihat banyak penumpang menunggu di halte, kami kira cukup menunggu dan langsung naik, tiket beli di tempat. Tapi pas kami beli tiket, jadwal bus jam 1 siang (which is kami harus menunggu 1 jam lagi). Syukurlah petugasnya bilang kalo kursi di bus masih ada yang kosong, bisa langsung naik. Tepat saat kami menghampiri bus, ada 4 orang keturunan Chinese keluar dari bus. Dan kami bisa langsung naik! Yeay!

Bus menuju Genting memang lebih dekat dari terminal Putra, kira-kira 40 menit. Setelah itu bus men-drop kami dan kami naik lift ke lantai 3 untuk naik sky way. Geez! Antriannya panjang banget! Untuk menaiki sky way kami mengantri hampir 1 jam. Tapi, worthed! Pemandangannya bagus banget! Kami bertiga sampai kalap berfoto ria! Hehee... 11 menit sky way naik, kami pun sampai di penghujung yang ternyata terkoneksi dengan Genting Hotel. Kami pun menuju Indoor and Outdoor Theme Park. Jujur, kondisi saya benar-benar drop. Saya pun bilang ke adik-adik saya supaya mereka bermain di Theme Park dan saya menunggu mereka. tapi ternyata dengan muka tidak tertarik mereka enggan untuk bermain. Dan, tampaknya memang yang kami suka hanya berfoto ria! Hihihiii...

Sebenarnya ada banyak opsi untuk kami makan siang di sini. Tapi saya benar-benar tidak nafsu makan. Dan anehnya, adik-adik saya lebih tertarik ke fast food court: Burger King, KFC, dll. Dasar! jauh-jauh ke Genting makannya sama aja kaya di Jakarta! Ya, akhirnya kami makan di KFC. Nasi yang disajikan berupa nasi lemak, dan saya yang memesan sup malah dikasih bakso kuah. Aneh! Untunglah kami hanya beli 2 porsi untuk 3 orang. I really lost my appetite :(

Pukul 4 sore, kami pun berniat pulang. Malas ke terminal First World Hotel (di sana tersedia bus menuju KL Sentral), kami pun memilih untuk turun dengan sky way (5 RM). Turun dari sky way, kami ke loket penjualan tiket bus ke KL Sentral. Oh my! Tiket habis! Ke mana pun menuju pusat kota! Di sinilah kesempatan taksi liar menjajakan 'dagangan' mereka. Dipatok harga 100 RM! Stres! Kami pun tidak putus asa dengan keadaan. Mencoba bertanya kepada petugas kalo-kalo masih tersedia bus menuju KL Sentral. Saya pun teringat terminal bus dari First World Hotel (Yah, berarti harus naik sky way lagi dong?). Tapi setelah adik saya bertanya ke salah satu petugas, katanya tiket bus di mana -mana sudah habis kalo sore begini. Hiks! Ternyata strateginya begitu turun dari bus sebelum naik sky way, kami harusnya langsung membeli tiket bus pulang menuju KL Sentral. Tapi apa boleh buat, semua sudah terlanjur. Hiks! Ide gila pun bermunculan. Adik saya mengusulkan bermalam di Genting, tapi tidur"ngeper" di bangku yang ada. Yang satu lagi mengusulkan untuk kita negosiasi ke tour guide (kebetulan ada tur orang China yang lewat) untuk menumpang di bus mereka sampai KL Sentral. Tapi entah saya merasa pasti ada jalan (walau harus dibayar dengan harga mahal, yang penting jangan sampai 100 RM!).

Kami pun bolak balik lobby sampai ada seseorang menghampiri kami. Ternyata supir taksi gelap. Dia menawarkan harga 70 RM untuk sampai ke terminal Putera. Tapi kemudian kami nego 70 RM sampai di depan hostel kami (Belakang Berjaya Times Square), dan mengantarkan kami ke Petronas sebentar untuk berfoto ria. Dia pun setuju. Wow! Walau masih berat harus mengeluarkan 70 RM untuk taksi (bukan backpacker banget), saya bersyukur dan yakin ini pasti pertolongan Tuhan. Bagaimana tidak? Liat kondisi saya nanti di saat hari ini berakhir.

Seperti kesepakatan, kami di drop di depan Twin Tower Petronas untuk mengambil gambar. Sayangnya walau sudah pukul 7 malam, Kuala Lumpur belum begitu gelap (karena perbedaan waktu 1 jam lebih cepat dari Jakarta). Padahal keren banget berfoto ria di malam hari di depan Twin Tower! Merasa kasihan dengan sang supir taksi, kami mengurungkan niat untuk menunggu hari sampai gelap.

Hostel tempat kami menginap namanya Equator Hostel. Sebenarnya saya minta tolong teman saya untuk booking. Letaknya strategis, hanya saja tulisan nama hostel kurang mencolok, sehingga kami harus bolak balik di sepanjang jalan Lorong 1/77A itu. Tepat di sebelah hotel Merkuri! (dan lucunya kami sempat bertanya harga kamar di hotel tersebut, kalau-kalau kami tidak menemukan Equator Hostel. Dan again, harganya ga backpacker banget!). Liz, pemilik hostel menyambut kami dengan hangat: "Hello! We're just waiting for your coming!". Saya isi daftar buku tamu. Wow! Tamunya rata-rata dari Jerman dan Belgia! Di halaman yang saya tulis tidak ada tamu dari Asia kecuali saya (dan tentunya teman saya yang akan menyusul). Saya pun melunasi 1 twin room with AC (70 RM) dan 1 single room with fan (40 RM). . Oh ya, bukan dormitory karena sudah penuh. Tapi saya bersyukur untuk pengeluaran ini. Tubuh saya butuh istirahat di ruangan yang nyaman. Setelah menaruh bawaan, kami pun makan malam tak jauh dari hostel: restoran Safreen. Adik saya sedang "ngidam" kari tampaknya.'

Selesai makan, saya kembali ke hostel sementara adik-adik saya berkeliling ke Berjaya Times Square dan sekeliling. Ini tak jauh karena badan saya benar-benar rontok! Sampai di hostel, saya pun mandi dan tidur. Bersiap untuk esok hari yang panjang. ZzzZzzzZzz...

No comments:

Post a Comment