Grreekkk... Greeekkk... Grreeekkk....
Entah suara apa itu dari luar hostel, tapi yang pasti cukup berisik untuk membuat saya terbangun dari tidur. Pukul 6 pagi. Dan Kuala Lumpur masih gelap. Kebetulan saya ingat jadwal breakfast gratis yang disediakan hostel dari pukul 7 sampai 10. Jadilah saya berusaha tidur lagi. Lumayan, 1 jam.
Alarm
Blackberry saya berbunyi di pukul 7. Dengan enggan saya bangun dan bersiap mandi. Puji Tuhan badan terasa lebih segar. Manjur juga pijatan adik saya Vina sepertinya. Saya dan adik-adik saya akhirnya turun (saya dan Vina di lt 3, Fendi di lt 2) untuk sarapan. Saya menyantap roti tawar dengan selai kacang dan teh manis hangat. Adik-adik saya tampaknya lebih memilih corn flakes dengan susu segar. Sedap! *percayalah, kata ini selalu keluar untuk makanan gratis, soal rasa nomor sekian.
Tiba-tiba saya teringat: Oh iya! Saya kan janjian dengan teman STAN saya yang bekerja di DJBC Batam! Well, singkat saya ceritakan tentang teman saya: Indra Prasetya Nugraha. Menuntut ilmu di tempat yang sama tidak menjamin kita mengenal semua teman, apalagi angkatan saya di STAN spesialisasi Akuntansi sampai 20 kelas yang rata-rata 40 mahasiswa! Beberapa setelah lulus, teman saya ini
add me as a friend di
facebook. Prinsip saya, kalo orangnya tidak saya kenal tapi ada banyak
mutual friend pasti anak STAN, dan pasti saya
approve. Jadilah suatu waktu teman saya Indra menyapa di
facebook dan kami saling kenal karena satu hal yang nyambung:
traveling. Nah, berhubung kami kenal lewat
facebook saat kami sudah penempatan kerja (saya di kantor pajak Bandar Lampung, dia di bea cukai Batam), jadilah kami berjumpa di hostel Equator. Haha! Lucu juga ternyata kalo baru ketemu, padahal sudah banyak diskusi
via dunia
cyber.
Flight kami kembali ke Jakarta nanti sore pukul 17.30. Berhubung hostel mengijinkan kami
check-out sampai pukul 12 malam, awalnya saya berencana untuk keliling daerah
Petaling street (daerah pecinan di KL) dan
Bukit Bintang (
shopping area di KL)dulu baru kembali lagi ke hostel untuk
check-out. Tapi dipikir-pikir rasanya tidak efektif jika kami harus kembali lagi ke hostel. Jadilah kami check out pukul 9 pagi. Kebetulan teman saya, Indra dan ketiga temannya yang lain juga akan check-out. Sebenarnya ingin banget bareng ke Batu Caves bareng teman-teman Indra (Indra sendiri akan menyusul setelah bertemu dengan teman Malaysia nya). Tapi berhubung kami belum beli titipan ortu (ragam jenis snack malaysia), jadi kami batal untuk pergi bareng. Hiks!
Dengan monorail saya menuju stasiun Pasar Seni dan tiba di
Central Market. Tempat yang dikenal sebagai jejeran pasar sejak 1888 itu ternyata dibuka untuk umum mulai pukul 10 pagi. Ternyata benar info yang saya dapat dari milis: Kuala Lumpur mengawali hari terlalu siang. Akhirnya saya dan adik-adik saya berputar jalan ke Petailing Street yang tidak jauh dari situ. Ada beberapa toko yang sudah buka. Tapi sayangnya kami tidak tertarik dengan barang-barang yang dijual. Kalaupun ada, mungkin rumah makan prasmanan yang menyediakan nasi campur dengan berbagai jenis daging (mulai dari babi, bahkan kuda!). Tapi kami membatalkan niat tersebut dengan alasan kesehatan. Berhikmat bukan? Hehee..
Sarapan di hostel tampaknya kurang 'nampol' untuk perut Indonesia kami. Akhirnya, sambil menunggu Central Market buka jam 10, kami pun mampir di KFC. Satu porsi nasi lemak (paket sarapan edisi KFC Malaysia) untuk tiga orang.
This is the real Chinese! Haha!
Tepat pukul 10 Central Market dibuka dan kami pun masuk. Alamak! Kok cuma begini? Deretan toko
souvenir berjejer dengan lantai dua diisi toko-toko pakaian.
I'd rather be at Mangga Dua! Haha! Tapi ada satu toko yang menjual buku-buku bekas. Beberapa novel terbaru, tapi selebihnya novel dan buku lama. Saya pun membeli
souvenir 2 magnet kulkas dan 1
souvenir untuk teman kantor yang berjasa membantu saya
make it on time ke bandara kemarin pagi (saya orang yang tau berteima kasih bukan? Hehee).
Tidak sampai setengah jam berkeliling, kami pun meninggalkan Central Market dan menuju stasiun Bukit Bintang dengan LRT. Kami masuk ke Bukit Bintang Plaza yang langsung tersambung dengan stasiun Bukit Bintang. Impresi kami pertama kali masuk, seperti ada di ITC Cempaka Mas (tapi dikurang pedagang ponsel yang bejibun di sana). Adik saya yang suka dengan hal 'per-kuku-an' tertarik dengan promo manicure 11 RM. Tapi setelah ditanya ternyata harganya bukan segitu lagi *lha!. Sampai ke suatu toko yang ramainya berbeda, ternyata
sale Venicci.
Well, walau diskonnya lumayan tapi saya bukan orang yang gampang termakan promosi. Masa iya sepatu teplek biasa harganya 200 rebong? Lewaattt!!!! Tapi ada promo kacamata gaya cuma 15 RM! Karena tertarik, saya dan adik perempuan saya sepakat untuk membelinya (sambil saling mengingatkan: kita belum beli oleh-oleh snack buat papi mami ya!).
Fiuhh.. Lama berkeliling tampaknya kami belum menemukan makanan yang pas untuk dibeli sebagai buah tangan untuk orang tua kami tercinta. Sampai di
lower ground: makjam! Pameran makanan Korea! Oh, berjodoh sekali saya dengan Korea!
I mean,
even when I go to Malaysia, Korea is around still! LOL! Pertama, saya cari Soju! Ayah saya ketagihan minum saat saya bawa kemarin dari Seoul. Tapi sayangnya tidak ada. Sepertinya
restricted di Malaysia :(
Dan waktu menunjukkan hampir pukul 2 siang. Oh, no! Saya belum menemukan makanan yang harus dibeli untuk orang tua saya. Untunglah saya teringat dengan
Giant, Carrefour, Lotte Mart, dan sejenisnya. Setelah bertanya ke petugas, ternyata ada
Giant supermarket! Tanpa membuang waktu, saya pun menuju kesana.
And you know what? Banyak makanan yang bisa kami beli di sini! Dan mereka pasti suka! Dan tidak ketinggalan:
Darlie toothpaste! (kata nyokap udah ga ada lagi di Indo). Kalap, kami pun beli 8 edisi jumbo! Dan kabar buruknya, kami tidak memesan bagasi untuk kepulangan kami ke Jakarta!
Allahu alam.
Buru-buru kami keluar dan menuju LRT Bukit Bintang menuju KL Sentral. Untunglah semua berjalan dengan lancar dan bus KL Sentral menuju LCCT juga langsung berangkat begitu kami naik!
How lucky are we! Tiba di LCCT pukul 15.30. Cukup waktunya untuk kami yang belum makan siang ini untuk bersantap di
Taste of Asia. Walau rasanya bosan (karena setiap transit di LCCT pasti makan di sini), saya tetap memilih tempat ini supaya adik-adik saya bisa mencicipi. *cieilah
Kira-kira satu jam sebelum
departure, kami
check-in. Dan,
oh no! Poster di dinding tertulis: no liquid, no GEL! Sepertinya butuh iman lebih untuk bisa melewati petugas imigrasi. Dan benar! Scanner bagasi pun mendeteksi odol
Darlie yang saya bawa! Aish! Hampir 15 menit negosiasi dengan petugas imigrasi berjilbab, hasilnya nihil! Adik saya pun menyarankan untuk merelakannya. Saya bergegas ke gate 22 (kalo ga salah). Beberapa menit duduk, hati saya berat rasanya menyerahkan 'paket gratis' ke petugas imigrasi kejam tadi. Dua ratus ribu bok! Akhirnya saya memutuskan kembali ke petugas dan membeli bagasi (walau tau konsekuensinya mahal). Untungnya (atau sialnya?) dulu saya pernah membeli bagasi
Airasia on the spot (
gonna be written on another page). Lari terbirit-birit bagai imigran gelap dikejar polisi, saya
wrap odol segepok (10 RM untuk kardus+7 RM untuk
wrap), dan membeli bagasi. Seingat saya dulu, bagasi termurah hanya 25 RM. Tapi ternyata.. "
Fifty, mam!" / "
Oh, fifteen" / "
No, Five and O'" / "
FIFTY!?!?!".
My jingo! Saya tidak yakin uang saya ada segitu. Serius! Dikocek-kocek.. sana sini..
Viola!
Miracle happened! Inilah yang namanya mukjizat. Saya yakin sekali uang saya di dompet tidak sampai 50 RM (kalo 50 US Dolar sih ada! Bukannya nyombong nih. Haha!). Dan ternyata: PAS 50 RM! Itulah mukjizat, semuanya pas! Pas waktunya, pas jumlahnya! Oh, haleluya! Saya pun memuji Tuhan. *sambil lari terbirit-birit
Tepat saya sampai, lima menit kemudian semua penumpang masuk ke pesawat. Segera meninggalkan Kuala Lumpur dan bertolak ke Jakarta. Traveling saat sakit dan kejadian-kejadian tak terduga lainnya. Sungguh traveling yang campur sari!
That's backpacker.